“Tahun 1962, Presiden Soekarno berinisiatif sebagai tuan rumah Asian Games, menginginkan agar lagu-lagu Indonesia bisa dikenal oleh masyarakat dunia,” kata Direktur Keuangan dan Produksi Perum Percetakan Negara Republik Indonesia (PNRI), Satrijo Sigit Wirjawan, di Jakarta (21/8/2018), seperti dikutip antaranews.com.
Master vinyl yang dimiliki Lokananta masih dalam kondisi sangat baik meskipun sudah berusia sekitar 56 tahun.
“Kondisi masternya masih bagus karena setiap 6 bulan selalu dibersihkan, supaya kalau diputar masih terdengar bagus,” ujar Sigit.
Piringan hitam yang menjadi cenderamata Asian Games itu kini menjadi barang langka yang diburu para kolektor.
Untuk menyambut Asian Games 2018, suvenir Asian Games 1962 dipamerkan di Museum Nasional Jakarta. Di sana tidak hanya piringan hitam saja yang dipajang, tetapi ada juga pin Asian Games 1962 dan jam tangan merek “Titus” yang juga menjadi cenderamata untuk kontingen pada saat itu. Koleksi sejarah lain yang dipamerkan antara lain foto, prangko, majalah, surat kabar, dan medali.
“Semuanya merupakan koleksi Lokananta. Sebenarnya untuk jam tangan yang dibagikan ke kontingen saat itu ada dua merek, tapi satu merek tidak diketahui, hanya ini koleksinya,” kata Pemandu Kemendikbud Direktorat Sejarah, Danu Wibowo.
Beberapa lagu-lagu yang ada dalam kemasan 1962 juga dinyanyikan saat acara pembukaan Asian Games 2018, Sabtu 18 Agustus lalu.
Dan untuk mengenang Asian Games 1962, PNRI yang membawahi Lokananta memperbanyak lagu-lagu Orkes Lokanada tersebut dalam kemasan CD yang dibagikan kepada kontingen Asian Games ke-18.
“PNRI sebagai yang mengelola Lokananta merasa berkewajiban untuk tetap melestarikan lagu-lagu itu,” kata Sigit.
Sebanyak 7.500 CD didistribusikan melalui INASGOC kepada ofisial, atlet, dan tamu VIP sejak pembukaan Asian Games hingga nanti saat penutupan.
Kepingan CD tersebut dibuat menyerupai piringan hitam cenderamata Asian Games 1962. Hanya saja ada perbedaan pada covernya yang lebih kekinian dengan menampilkan logo Asian Games 2018 berlatar warna putih.
Lokananta yang memang memegang hak cipta lagu-lagu tersebut membutuhkan waktu tiga bulan, atau sejak Mei untuk me-remake dalam bentuk CD tersebut. Satu paket CD terdiri atas 4 keping. Masyarakat bisa mengakses lagu-lagu dari Orkes Lokanada tersebut lewat layanan streaming musik JOOX dan Melon. [DAS]