Koran Sulindo – Berkah terselubung di balik bencana datang ke Provinsi Nangroe Aceh Darussalam. Menurut Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi (BPPT), ada potensi cadangan minyak dan gas (migas) di provinsi itu, yang jumlahnya mencapai 320 miliar barel. Jumlah itu bahkan mengalahkan cadangan migas Arab Saudi, yang diperkirakan mencapai 220 miliar barel. Namun, menurut anggota Komisi VII DPR Mukhtar Tompo, BPPT belum bisa memastikan potensi tersebut gas bumi atau minyak.
“Pas rapat kerja dengan kami, BPPT mengatakan ada potensi migas ini di Simeleu, Aceh. Kami kaget karena ini lebih tinggi dari cadangan minyak Arab Saudi,” ujar Mukhtar, seperti dikutip sejumlah media pada 2 November 2017 lalu.
Dijelaskan Mukhtar, potensi cadangan migas itu terjadi setelah Aceh dilanda tsunami pada 2004 lampau. Saat terjadinya tsunami, lempengan-lempengan Bumi yang mengandung migas berputar dan masuk ke wilayah Aceh. “Tsunami bukan hanya berdampak kesusahan di Aceh, tetapi menjadi berkah di sektor migas,” jelasnya.
Mukhtar menjelaskan, pihak DPR sudah meminta BPPT dan Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) untuk menindaklanjuti temuan tersebut. Karena, cadangan ini harus digarap maksimal, sehingga dapat mendorong peningkatan produksi migas nasional. “Usai reses atau bulan ini, kami akan panggil pihak BPPT, Kementerian ESDM, dan Pertamina untuk mengkaji temuan ini lebih lanjut,” tuturnya.
Menurut Kepala BPPT Said Jenie, temuan di daerah cekungan busur muka itu didapat setelah melakukan survei seismik di perairan barat Aceh dalam kedalaman 500 meter-800 meter dari dasar laut, yang punya kedalamam 1.100 meter. Diperkiarakan, volume cadangannya 17,1 miliar kubik sampai 10 miliar kubik. “Bila diketahui 1 meter kubik cadangan 6,29 barel, volume total minimumnya adalah 107,5 miliar barel dan volume maksimum 320,79 miliar barel,” ungkap Said.
Direktur Pusat Teknologi Inventarisasi BPPT Yusuf Surahman menjelaskan, penemuan cadangan migas tersebut ditemukan pada porositas 30%. Porositas merupakan istilah untuk potensi batuan mengikat minyak. Biasanya, dari potensi cadangan tersebut, kandungan minyaknya hanya 15%.“Dengan demikian, cadangan minyaknya diperkirakan bisa sampai 53 miliar barel,” kata Yusuf.
Presiden Joko Widodo, ungkap Said, sudah dilaporkan soal ini. Sejauh ini sudah ada penawaran untuk melakukan studi lanjutan dari PT Pertamina (Persero). “Namun, hingga saat ini belum ada tanggapan dari Direktur Jenderal Migas Kementerian ESDM,” tutur Said lagi.
Diperkiarakan dibutuhkan waktu setidaknya tiga tahun untuk membuktikan adanya cadangan migas itu benar adanya. Bila benar terbukti, itu bisa menjadi dikatakan sebagai cadangan migas terbesar di dunia.