Ilustrasi

Koran Sulindo – Bank Indonesia menurunkan suku bunga acuan dan suku bunga instrumen moneter lainnya. Kebijakan penurunan ini seiring pelonggaran kebijakan moneter, inflasi tahun ini yang diramal rendah, dan defisit transaksi berjalan yang masih dalam batas aman.

BI 7-day Reverse Repo Rate turun sebesar 25 bps dari 4,75% menjadi 4,50%, dengan suku bunga Deposit Facility turun 25 bps menjadi 3,75% dan Lending Facility turun 25 bps menjadi 5,25%. Kebijakan ini berlaku efektif mulai 23 Agustus 2017.

“Penurunan suku bunga kebijakan diharapkan dapat memperkuat intermediasi perbankan sehingga memperkokoh stabilitas sistem keuangan dan mendukung pertumbuhan ekonomi lebih tinggi,” kata Gubernur Bank Indonesia Agus Martowardojo dalam jumpa pers di Jakarta, Selasa (22/8), seperti dikutip Antaranews.com.

Dengan penurunan suku bunga ini, BI yakin mampu menghadang rencana kenaikan Fed Funds Rate (FFR) dan normalisasi neraca bank sentral AS, sehingga perbedaan suku bunga dalam dan luar negeri tetap menarik. FFR diramal akan naik satu kali pada akhir tahun.

Menurut situs bi.go.id, perekonomian Indonesia pada triwulan II 2017 tumbuh lebih rendah dari perkiraan semula. Pertumbuhan ekonomi triwulan II 2017 tercatat 5,01% (yoy), lebih rendah dari periode yang sama pada 2016 sebesar 5,18% (yoy).

Di sisi lain, pertumbuhan konsumsi rumah tangga pada triwulan II 2017 melemah sementara konsumsi pemerintah mengalami kontraksi seiring dengan adanya pergeseran pengeluaran.

BI memperkirakan pertumbuhan ekonomi secara keseluruhan tahun ini tetap dalam kisaran 5,0-5,4% dan akan meningkat menjadi 5,1-5,5% pada 2018.

Sementara inflasi terkendali pada level yang lebih rendah dari perkiraan semula, yakni sebesar 4,0±1% tahun ini dan 3,5±1% tahun depan. [DAS]