Hary Tanoe/cnbc.com

Koran Sulindo – Kepala Biro Penerangan Masyarakat (Karopenmas) Divisi Humas Polri, Brigjen Rikwanto, mengatakan Bareskrim memang telah menerbitkan Surat Pemberitahuan Dimulainya Penyidikan (SPDP) perkara dugaan ancaman melalui pesan singkat atau SMS terhadap jaksa Yulianto. Dalam SPDP tersebut, Hary Tanoesoedibjo yang sebelumnya sebagai pihak terlapor telah meningkat menjadi tersangka atas dugaan pelanggaran Undang-undang Informasi dan Transaksi Elektronik (ITE).

“Iya, SPDP diterbitkan sebagai tersangka,” kata Brigjen Rikwanto di Mabes Polri, Jakarta, Jumat (23/6), seperti dikutip tribratanews.com.

Menurut Rikwanto, penetapan tersangka pada Ketua Umum Partai Perindo dan CEO MNC Group itu berdasarkan temuan alat bukti dari penyidik.

“Kalo enggak salah 2 hari lalu,” kata Rikwanto..

Pernyataan Karopenmas Divisi Humas Polri itu sesuai dengan pernyataan Jaksa Agung Muda Pidana Umum Kejaksaan Agung Noor Rachmad sebelumnya. Noor mengaku juga telah menerima SPDP kasus dugaan ancaman melalui pesan singkat atau SMS terhadap Kepala Subdirektorat Penyidik Jaksa Agung Muda Pidana Khusus, Yulianto.

Dalam SPDP tersebnantiut, tertulis nama Hary Tanoesoedibjo sebagai tersangka.

Menurut Noor, status hukum Hary Tanoe sebagai tersangka dalam kasus tersebut tercantum dalam SPDP dari Direktorat Tindak Pidana Siber (Dittipidsiber) Bareskrim Polri Nomor B.30/VI/2017/Ditipidsiber tertanggal 15 Juni 2017.

“Pada 15 Februari 2016, SPDP (Hary Tanoe) sebagai Terlapor, belum ada Tersangka. Tapi, tanggal 15 Juni 2017, Bareskrim kirim SPDP atas nama tersangka HT,” kata Noor.

Dengan adanya SPDP tersebut diharapkan tidak ada lagi polemik perihal pernyataan Jaksa Agung HM Prasetyo yang disebut oleh pihak Hary Tanoe adalah tidak berdasar.

“Jadi, jelas bahwa sejak 15 Juni ada SPDP atas nama HT. Jadi, ini udah clear,” katanya.

Sementara itu, Direktur Tindak Pidana Siber Bareskrim Mabes Polri Brigadir Jenderal Fadil Imran memastikan pemeriksaan terhadap bos MNC Group Hary Tanoesoedibjo sebagai tersangka dilakukan pada Selasa (4/7) .

“Selasa, 4 Juli,” kata Fadil, Jumat (23/6).

Hary Tanoe ditetapkan menjadi tersangka atas perkara dugaan SMS bernada ancaman kepada Kepala Subdirektorat Penyidik Jaksa Agung Muda Pidana Khusus Yulianto.

Usai diperiksa, beberapa pekan lalu, Hary Tanoe menekankan dalam masalah ini yang harus diperhatikan adalah kelayakan kelanjutan kasus. Menurut dia, kasus ini seharusnya tidak layak untuk diteruskan karena tidak ada barang bukti.

Hary Tanoe juga membantah telah mengancam Yulianto, tetapi dia mengonfirmasi memang pernah mengirim SMS seperti yang dijadikan barang bukti. [DAS]