Ilustrasi/republika

Koran Sulindo – Atap selasar lantai satu Tower II gedung Bursa Efek Indonesia (BEI) di Jakarta ambruk siang ini, puluhan orang terluka akibat insiden itu.

Kejadian itu terjadi menjelang penutupan sesi siang indeks harga saham gabungan (IHSG).

Staf komunikasi BEI Rheza Andika menyampaikan perdagangan IHSG BEI Senin (15/1) Sesi II diundur selama satu jam karena alasan force majeur.

Polisi menyatakan bahwa sejauh ini tidak ada indikasi yang menunjukkan ambruknya selasar itu disebabkan bahan peledak.

“Sampai saat ini dapat dipastikan bukan karena bahan peledak atau bom,” kata Kepala Divisi Humas Mabes Polri Inspektur Jenderal Polisi Setyo Wasisto, di Jakarta, Senin (15/1/2018), seperti dikutip antaranews.com.

Jumlah korban luka sebanyak 77 orang yang dirawat di Rumah Sakit Angkatan Laut (RSAL) Mintoharjo terdapat 17 orang, di RS MRCCC Siloam Semanggi ada 31 orang, di Rumah Sakit Pusat Pertamina (RSPP) 7 orang, dan Rumah Sakit Jakarta 20 orang.

Saksi kejadian mengatakan lantai roboh berada persis di atas Bagian Informasi sehingga dia memperkirakan yang mengalami luka parah antara lain adalah karyawan di bagian tersebut.

“Lantai yang roboh di atas bagian informasi, resepsionis. Saya sendiri tidak tahu bagaimana keadaan mereka karena setelah itu banyak debu sehingga tidak terlihat,” kata Tetty Siahaan, salah satu saksi yang juga korban, saat ditemui di Rumah Sakit Siloam Semanggi, Jakarta.

Kepala Pengembangan Bisnis Rumah Sakit Siloam Semanggi Triana Tambunan mengatakan korban yang dibawa ke rumah sakit tersebut sebanyak 30 orang. Dari 30 orang itu, tiga orang diduga mengalami patah tulang.

“Semua korban datang dalam kondisi sadar. Beberapa sudah diperbolehkan pulang,” kata Triana.

Berjalan Normal

Sementara itu Direktur Utama Bursa Efek Indonesia (BEI) Tito Sulistio mengatakan sistem perdagangan efek kepada 180 broker (perusahaan sekuritas) tetap berjalan normal. Berdasarkan review kondisi terakhir, perdagangan BEI sesi II Senin (15/1) berjalan normal seperti biasa tanpa ada perubahan jadwal perdagangan.

“Sistem bursa tidak terganggu. Itu adalah kecelakaan fisik,” kata Tito.

Menurut Tito, rata-rata korban adalah mahasiswa yang sedang melakukan kunjungan ke BEI dalam rangka pengenalan industri pasar modal.

Kepala RSAL Dr. Mintohardjo Kolonel Laut (K) dr. Wiweka mengatakan semua korban yang dioperasi mengalami patah tulang. Berdasarkan kartu tanda penduduk mereka, semua korban berdomisili di Palembang dengan rentang usia 20 sampai 22 tahun. Namun rumah sakit belum bisa mengonfirmasi apakah mereka semua mahasiswa yang melakukan kunjungan belajar ke BEI.

Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati mengharapkan insiden ambruknya selasar lantai 1 Tower II Gedung Bursa Efek Indonesia (BEI) tidak memengaruhi kepercayaan pelaku pasar.

“Kita tidak berharap ini akan mempengaruhi confidence (kepercayaan) dan yang lain-lain, karena ini pure accident,” kata Menkeu, di Jakarta, Senin. [DAS]