Jakarta – Presiden AS Donald Trump mengatakan pada Rabu (25/06/2025) bahwa AS dan Iran akan mengadakan pembicaraan “minggu depan,” sementara juga meragukan perlunya menyelesaikan kesepakatan dengan Teheran tentang program nuklirnya.
Saat kesepakatan gencatan senjata antara Israel dan Iran memasuki hari kedua, Trump mengatakan kepada wartawan di sebuah konferensi NATO bahwa ia tidak menganggap perundingan itu perlu menghasilkan kesepakatan dengan Iran, mungkin untuk melepaskan ambisi nuklirnya.
Tidak jelas format apa yang akan diambil dalam diskusi baru tersebut.
Menteri Luar Negeri AS Marco Rubio mengatakan Amerika Serikat mengupayakan pembicaraan langsung antara kedua negara.
“Saya tidak peduli apakah saya punya kesepakatan atau tidak,” kata Trump, mengutip dari The New York Times.
“Satu-satunya hal yang kami minta adalah apa yang kami minta sebelumnya, yaitu kami tidak menginginkan nuklir.”
Trump kembali berpendapat serangan Amerika memberikan pukulan telak bagi ambisi Teheran, dan dengan tegas menolak temuan laporan intelijen awal AS yang mengatakan serangan itu hanya memperlambat program nuklir Iran dalam hitungan bulan.
Rubio juga memberikan penjelasan yang lebih rinci tentang mengapa menurutnya program Iran telah melambat selama bertahun-tahun.
Israel berusaha memperkuat argumen itu, dengan merilis pernyataan dari komisi energi atomnya yang mengatakan serangan Amerika terhadap situs nuklir Iran yang diperkuat di Fordo “menghancurkan infrastruktur penting situs itu dan membuat fasilitas pengayaannya tidak dapat dioperasikan.”
Komentar oleh Trump dan para pejabatnya adalah yang terbaru dalam upaya untuk menggambarkan perang 12 hari—yang terbesar dan paling mematikan yang pernah ada antara Iran dan Israel—sebagai sebuah keberhasilan.
Para pejabat Iran telah membuat klaim serupa sejak gencatan senjata mulai berlaku.
Pada hari Selasa, penduduk Teheran turun ke jalan untuk reli kemenangan dan presiden Iran, Masoud Pezeshkian, mengatakan Israel telah “gagal dalam mencapai tujuan jahatnya: penghancuran fasilitas, pembongkaran keahlian nuklir, dan penghasutan untuk menimbulkan keresahan sosial.”
Pada hari Rabu, baik Iran maupun Israel bergerak untuk memulihkan rasa normalitas setelah hampir dua minggu serangan udara Israel, gelombang rudal balistik balasan Iran, dan keterlibatan langsung militer AS dalam pengeboman situs nuklir Iran. [BP]