Koran Sulindo – Delapan lahan perusahaan yang telah mendapat SP3 dari Polda Riau kembali terbakar. Demikian diungkapkan pihak Wahana Lingkungan Hidup Indonesia (Walhi) Riau dan Jaringan Kerja Penyelamat Hutan Riau (Jikalahari). “Hampir setiap tahun terjadi, itu dilepaskan oleh kepolisian. Nah, tahun ini juga, kami catat ada beberapa titik panas di kawasan yang kasusnya di-SP3-kan itu,” ungkap Direktur Eksekutif Walhi Riau, Riko Kurniawan, Selasa (23/8).
Menurut aktivis Jikalahari, delapan perusahaan tersebut adalah PT Dexter Perkasa Industri Indonesia (ditemukan satu titik), PT Siak Raya Timber (satu titik), PT Bina Duta Laksana (satu titik), PT Perawang Sukses Perkasa Industri (satu titik), PT Ruas Utama Jaya (dua titik), PT Huta Sola Lestari (tiga titik), PT Suntara Gajah Pati (tiga titik), dan PT Sumatera Riang Lestari (13 titik). “Delapan di antaranya merupakan perusahaan yang di-SP3-kan Polda Riau,” kata Wakil Koordinator Jikalahari, Made Ali.
Selama dua pekan ini terdapat total 623 titik api tersebar di Riau. Sebanyak 267 titik berada di areal sekitar 45 perusahaan hutan tanaman industri (HTI) dan perkebunan kelapa sawit.
Sementara itu, Kepala BMKG Stasiun Pekanbaru, Sugarin, mengungkapkan satelit Badan Antariksa Amerika Serikat (NASA) mendeteksi 42 titik panas berada di Sumatera. Padahal, sebelumnya sempat dinyatakan nihil karena alat teknologi NASA tersebut tidak dapat memantau sumber titik panas di daratan permukaan bumi wilayah tertentu. “Kemarin sore dan tadi pagi, satelit sempat alami blank area. Tapi pukul 16.00 WIB sudah berfungsi. Ada 42 titik panas tersebar pada enam provinsi di Sumatera,” kata Sugarin di Pekanbaru, Selasa ini juga.
Sugarin mengatakan hal tersebut setelah melihat sebaran wilayah titik panas di Sumatera dari data yang dirilis Lembaga Penerbangan dan Antariksa Nasional (Lapan) berdasarkan pemantauan sensor modis pada citra satelit milik NASA, yakni Aqua dan Terra. Analisis Lapan menyebut, 42 titik panas tersebut merupakan akumulasi atas kebakaran hutan dan lahan (karhutla) di enam provinsi, dengan tingkat sedang, mulai 50% sampai 69%, dan tingkat tinggi, khususnya di Riau, mulai 70% hingga 100%.
Diperinci Sugarin, mayoritas total titik panas di Sumatera masih terkosentrasi di Riau, dengan jumlah 34 titik; kemudian di Lampung (tiga titik); Sumatera Barat (dua titik); Sumatera Utara (satu titik); Jambi (satu titik), dan; Bangka Belitung ((satu titik). Ke-34 titik panas di Riau tersebar pada tujuh kabupaten/kota, yakni Bengkalis (11 titik), Rokan Hilir (10 titik), Pelalawan (lima titik), Dumai (tiga titik), Siak dan Rokan Hulu sama-sama berbagi dua titik, serta Indragiri Hulu (satu titik).
Terdapat tiga daerah dari 34 titik panas tersebut dengan jumlah 15 titik, antara lain merupakan titik api. Sebab, memiliki tingkat kepercayaan di atas 70% potensi kebakaran lahan dan hutan. “Tiga daerah yakni Rokan Hilir tujuh titik api, Bengkalis enam titik api dan Dumai terdeteksi dua titik api,” kata Sugarin. [HAZ]