Ilustrasi varian makanan baru hasil inovasi gen z. (foto: Sulindo/Ulfa Nurfauziah)
Ilustrasi varian makanan baru hasil inovasi gen z. (foto: Sulindo/Ulfa Nurfauziah)

OPINI – Generasi Z, atau yang lebih dikenal dengan Gen Z, kini menjadi pusat perhatian banyak industri, terutama di sektor makanan dan minuman (F&B). Kehadiran mereka sebagai salah satu segmen konsumen terbesar di Indonesia menjadi peluang emas bagi para pelaku usaha F&B yang ingin memperluas pasar mereka.

Dengan jumlah mencapai 74,93 juta jiwa atau 27,94% dari total populasi Indonesia menurut hasil Sensus Penduduk 2020, Gen Z memiliki daya beli yang tak bisa diabaikan.

Namun, meskipun memiliki potensi yang besar, menarik hati Gen Z bukanlah perkara mudah. Sebagai generasi yang lahir dan tumbuh di tengah perkembangan pesat dunia digital (1997–2012), Gen Z memiliki pola pikir, perilaku, dan preferensi yang sangat berbeda dibandingkan generasi sebelumnya.

Mereka hidup di era di mana informasi mengalir begitu cepat, tren berganti dalam sekejap, dan popularitas sesuatu bisa berubah hanya dalam hitungan hari. Ini adalah tantangan besar bagi para pemilik bisnis F&B yang ingin menjadikan mereka sebagai target pasar utama.

Gen Z: Generasi Gadget dan Sosial Media

Karakteristik utama yang membedakan Gen Z dengan generasi sebelumnya adalah ketergantungan mereka pada teknologi. Gen Z menghabiskan sebagian besar waktunya di dunia maya, mulai dari media sosial, game online, hingga bekerja dan berbelanja secara digital.

Ini menjadikan mereka generasi yang sangat terhubung secara global, namun pada saat yang sama, lebih individualis dalam cara berinteraksi dengan dunia di sekitar mereka.

Dalam konteks bisnis F&B, hal ini berarti bahwa kehadiran digital menjadi mutlak. Sebuah kafe atau restoran yang ingin menarik perhatian Gen Z harus memiliki eksistensi yang kuat di media sosial, baik itu Instagram, TikTok, atau platform lain yang sedang populer di kalangan anak muda.

Gen Z bukan hanya mencari informasi di media sosial, tetapi juga menjadikannya acuan utama untuk memutuskan di mana mereka akan makan. Ulasan online, foto-foto menarik, hingga rekomendasi dari influencer dapat menjadi faktor penentu apakah mereka akan mencoba sebuah tempat makan atau tidak.

Selain itu, Gen Z sangat memperhatikan estetika. Mereka suka membagikan pengalaman mereka di media sosial, termasuk foto makanan yang mereka konsumsi. Oleh karena itu, sajian makanan dan minuman tidak hanya harus enak, tetapi juga fotogenik dengan tampilan yang menggoda dan menarik untuk diunggah di platform sosial.

Menangkap Selera Gen Z: Kuliner Luar Negeri Lebih Menarik?

Data menunjukkan bahwa Gen Z di Indonesia memiliki ketertarikan yang besar terhadap kuliner luar negeri. Berdasarkan survei Populix pada Maret 2022, ramen menjadi salah satu makanan favorit mereka, terutama di Pulau Jawa dan Jabodetabek.

Hal ini bisa menjadi indikasi bahwa generasi ini lebih terbuka terhadap budaya global, termasuk dalam hal makanan. Kepopuleran ramen, dengan variasi topping dan cara penyajian yang beragam, memberikan kesempatan besar bagi para pelaku usaha F&B untuk berinovasi dalam menu mereka.

Tidak hanya ramen, tren lain yang masih bertahan adalah boba drink. Minuman manis dengan bola tapioka ini terus memikat hati Gen Z dengan berbagai inovasi rasa. Boba drink bukan hanya sekedar minuman, tetapi juga bagian dari gaya hidup.

Boba drink sering kali menjadi pilihan untuk menemani aktivitas sehari-hari Gen Z, baik saat belajar, bekerja, atau sekadar bersantai. Dengan harga yang terjangkau dan variasi rasa yang menarik, boba drink telah menjadi simbol popularitas di kalangan anak muda.

Namun, meskipun Gen Z cenderung menyukai kuliner luar negeri, bukan berarti mereka menolak kuliner lokal. Di sinilah letak tantangan sekaligus peluang bagi para pemilik bisnis F&B.

Inovasi yang memadukan elemen tradisional dengan modern, atau menggabungkan cita rasa lokal dengan teknik penyajian global, bisa menjadi kunci sukses dalam menarik perhatian Gen Z.

Sebuah usaha yang menawarkan makanan khas Indonesia dengan tampilan yang lebih modern dan Instagrammable, misalnya, bisa menjadi daya tarik tersendiri.

Memahami Kebiasaan Konsumsi Gen Z

Gen Z bukanlah generasi yang loyal terhadap satu merek atau produk. Mereka senang mencoba hal baru dan terus mengikuti tren yang berubah dengan cepat. Oleh karena itu, menjaga relevansi menjadi tantangan utama bagi para pelaku bisnis F&B.

Kampanye pemasaran yang efektif harus fleksibel, kreatif, dan mampu mengikuti arus tren yang sedang berlangsung. Kolaborasi dengan influencer, peluncuran produk musiman, hingga pengalaman interaktif di media sosial bisa menjadi strategi yang efektif untuk mempertahankan minat mereka.

Selain itu, transparansi dan keaslian juga menjadi faktor penting. Gen Z sangat peduli terhadap isu-isu sosial, lingkungan, dan kesehatan. Mereka menghargai bisnis yang memiliki nilai-nilai yang sejalan dengan kepedulian mereka, seperti keberlanjutan lingkungan, bahan-bahan organik, atau produk yang etis.

Dalam dunia F&B, ini bisa diwujudkan melalui penggunaan bahan-bahan lokal, praktik bisnis yang ramah lingkungan, atau kampanye yang mendukung komunitas.

Mengapa Gen Z Adalah Peluang Emas?

Dengan jumlah yang besar dan daya beli yang terus meningkat, Gen Z adalah segmen pasar yang tidak bisa diabaikan oleh industri F&B di Indonesia. Namun, untuk bisa merebut hati mereka, pemilik bisnis harus memahami karakteristik unik generasi ini.

Kehadiran digital yang kuat, inovasi dalam produk, serta kesesuaian dengan nilai-nilai yang mereka anut, menjadi kunci keberhasilan dalam menarik perhatian Gen Z. Dunia terus bergerak cepat, dan untuk bisa bertahan di tengah perubahan ini, pelaku bisnis F&B harus selalu siap untuk beradaptasi dan berinovasi sesuai dengan kebutuhan dan keinginan konsumen muda ini.

Jika berhasil, potensi keuntungan yang bisa diraih dari pasar Gen Z sangat besar. Namun, jalan menuju kesuksesan tidak selalu mudah. Menghadapi generasi yang hidup di tengah derasnya arus informasi dan perubahan tren, diperlukan strategi yang cerdas, kreatif, dan relevan. [UN]