Cara penyampaian nasihat yang salah akan membuat anak muda tidak mau mendengarkan. (Sumber: Pexels)
Cara penyampaian nasihat yang salah akan membuat anak muda tidak mau mendengarkan. (Sumber: Pexels)

Sebagai orang-orang yang lahir di tahun 1946-1964, Baby Boomer memiliki cara berkomunikasi yang berbeda dengan generasi muda.

Memberikan saran atau nasihat kepada generasi muda akan terasa sulit jika Anda terlalu sering menggunakan kata-kata tertentu.

Berikut ini adalah 10 frasa yang harus dihilangkan saat berbicara dengan generasi muda, seperti dilansir dari Global English Editing.

1. “Dulu di zamanku…”

Zaman memang berbeda, namun terlalu sering mengatakan “Dulu di zamanku…” hanya akan memperlebar jurang antara generasi.

Generasi muda menghadapi tantangan unik mereka sendiri di masa kini. Ketika Anda memulai dengan frasa tersebut, mereka akan menganggap nasihat Anda tidak relevan dan memilih untuk tidak mendengarkan.

Alih-alih menggunakan frasa ini, Anda dapat mencoba mengakui keadaan terkini, lalu berbagi perspektif atau saran Anda.

Cara ini akan membuat nasihat Anda lebih relevan dan lebih mungkin untuk diterima.

2. “Saat aku seusiamu…”

Memberikan nasihat yang dimulai dengan “Saat aku seusiamu” akan menimbulkan lebih banyak kerugian daripada manfaat.

Frasa tersebut akan membuat generasi muda merasa frustrasi, disalahpahami, dan diabaikan.

Alasannya sederhana: zaman telah berubah dan mereka menghadapi tekanan serta ekspektasi yang tidak dihadapi oleh Baby Boomers saat seusia mereka.

Bertanya tentang pengalaman generasi dan menawarkan dukungan atau saran tanpa membandingkannya dengan masa lalu Anda adalah cara yang jauh lebih efektif dan profuktif.

Generasi muda akan merasa dihargai dan mereka akan lebih terbuka untuk mendengar saran Anda.

3. “Generasi ini hidup mudah”

Zaman modern menawarkan banyak teknologi canggih yang mempermudah hidup. Namun faktanya, generasi muda tetap menghadapi tantangan.

Organisasi Kesehatan Dunia melaporkan bahwa masalah kesehatan mental, seperti kecemasan dan depresi, meningkat di kalangan generasi muda.

Hal ini diperburuk oleh berbagai faktor, seperti meningkatnya persaingan, tekanan media sosial, dan ketidakpastian ekonomi.

Meskipun setiap generasi memiliki perjuangan dan kemenangannya sendiri, mengatakan “Generasi ini hidup mudah” dapat dianggap meremehkan masalah nyata yang dihadapi kaum muda saat ini.

Mengakui tantangan khusus yang dihadapi oleh generasi muda dapat membuat nasihat Anda lebih relevan dan dihargai.

4. “Kamu akan mengerti saat kamu lebih tua”

Memang benar bahwa usia sering kali mendatangkan kebijaksanaan, tetapi frasa “Kamu akan mengerti saat kamu lebih tua” dapat dianggap merendahkan dan meremehkan.

Ucapan tersebut menyiratkan bahwa generasi muda tidak memiliki kapasitas untuk memahami suatu masalah karena usia mereka.

Pada saat yang sama, frasa itu mengabaikan kekhawatiran atau perasaan mereka.

Orang muda mampu memahami masalah dan emosi yang kompleks. Mereka mungkin tidak memiliki banyak pengalaman, tetapi perasaan dan pikiran mereka masih valid.

Setiap orang berhak atas perasaannya, terlepas dari berapa pun usianya. Menghormati sudut pandang generasi muda akan membuat mereka lebih menerima saran Anda.

5. “Bukan begitu cara melakukannya”

Perubahan adalah bagian alami dari kehidupan. Frasa “Bukan begitu cara melakukannya” dapat dianggap kaku dan menolak perubahan.

Generasi muda dikenal karena mendobrak norma dan mendorong batasan.

Ketika Anda bersikeras pada cara tradisional dalam melakukan sesuatu, hal itu dapat terasa menyesakkan dan mengecilkan hati bagi anak muda yang sedang menjelajahi jalan baru.

Cobalah untuk menunjukkan minat pada metode generasi muda. Ajukan pertanyaan dan tawarkan saran yang mendukung pendekatan inovatif mereka.

Cara ini tidak hanya akan membangun hubungan yang lebih kuat, tetapi juga membuat saran Anda lebih diterima.

6. “Kamu tidak tahu betapa beruntungnya dirimu”

Meskipun sering kali bermaksud baik, frasa tersebut dapat secara tidak sengaja meremehkan perjuangan yang dihadapi generasi muda.

Mereka mungkin tampak memiliki lebih banyak kemudahan dan peluang, tetapi mereka juga memiliki serangkaian tantangannya sendiri.

Masalah seperti kecemasan, krisis pinjaman mahasiswa, dan tekanan media sosial tidak ada atau kurang terasa di masa lalu.

Cobalah untuk mengakui kesulitan yang dihadapi generasi muda. Tunjukkan empati dan pengertian, lalu beri saran tentang cara mengatasi suatu tantangan dengan mengacu pada pengalaman pribadi yang relevan.

7. “Aku tidak pernah punya kemewahan itu”

Menggunakan frasa itu lebih banyak menunjukkan tentang penyesalan Anda daripada memvalidasi rencana generasi muda dan tantangan yang akan mereka hadapi.

Frasa itu juga menyiratkan upaya untuk mencegah mereka melakukan hal tertentu.

Sebagai seorang Baby Boomer, Anda harus mencoba memberikan arahan dan berbagi pengalaman pribadi tanpa membiarkan penyesalan pribadi Anda mewarnai pembicaraan.

Itu akan membuat diskusi antar generasi lebih terbuka dan produktif. Generasi muda akan lebih menghargai saran yang Anda berikan.

8. “Uang tidak tumbuh di pohon”

Meskipun frasa ini bermaksud mengajarkan nilai uang, penggunaannya sering kali tidak tepat.

Di dunia digital saat ini, di mana transaksi sering terjadi secara daring, konsep uang telah berubah secara drastis.

Alih-alih menggunakan frasa yang sudah ketinggalan zaman ini, cobalah membahas tanggung jawab keuangan dengan istilah yang sesuai dengan anak muda.

Bicarakan tentang aplikasi penganggaran, rekening tabungan daring, atau manajemen keuangan digital.

Menyesuaikan saran dengan realita masa kini akan membuat saran Anda lebih relevan. Cara ini juga membantu generasi muda memahami dan menghargai nilai uang dalam konteks masa kini.

9. “Kamu harus menghormati orang yang lebih tua”

Menuntut hornat hanya berdasarkan usia tidak akan menyelesaikan masalah.

Frasa “Kamu harus menghormati orang yang lebih tua” menekankan bahwa rasa hormat harus diberikan terlepas dari tindakan atau perilaku seseorang.

Generasi muda cenderung percaya bahwa rasa hormat harus diperoleh, bukan diberikan secara otomatis. Mereka menghargai keaslian dan menghargai perlakuan setara.

Cobalah untuk menumbuhkan rasa hormat melalui dialog terbuka, saling pengertian, dan dengan menghormati generasi muda juga. Dengan demikian, mereka akan lebih bersedia mendengarkan nasihat Anda.

10. “Karena aku bilang begitu”

Frasa ini mengakhiri percakapan terbuka dan sering membuat generasi muda merasa frustrasi.

Menggunakan frasa tersebut berarti Anda mengabaikan pikiran dan pendapat mereka, serta melemahkan kemampuan mereka untuk memahami dan belajar.

Memberikan konteks tentang pengalaman Anda akan membantu generasi muda memahami perspektif Anda dan mendorong pemikiran kritis.

Itulah 10 frasa yang harus dihilangkan saat berbicara dengan generasi muda. Ingatlah bahwa tujuan dari memberi nasihat adalah membimbing, bukan mendikte. [BP]