Ambuyat (foto: santapan asia)
Ambuyat (foto: santapan asia)

Koran Sulindo – Brunei Darussalam memiliki kekayaan kuliner yang tak jauh berbeda dengan Indonesia, salah satunya adalah Ambuyat. Makanan tradisional ini mirip dengan papeda dari Papua, Indonesia, yang terbuat dari sagu.

Ambuyat adalah kebanggaan kuliner Brunei, bahkan negara ini dikenal sebagai “The Land of Unexpected Treasures,” dan Ambuyat merupakan salah satu harta kuliner tersebut.

Apa Itu Ambuyat?

Ambuyat dibuat dari sagu, yang diolah menjadi adonan lengket berwarna putih keruh. Biasanya, Ambuyat disajikan dengan saus asam pedas yang disebut cacah. Jika papeda di Papua sering dinikmati bersama ikan kuah kuning, Ambuyat lebih unik karena disantap dengan cacah, yang memberikan perpaduan rasa asam dan pedas.

Cara menyantap Ambuyat juga cukup menarik. Menggunakan alat khusus yang disebut candas (mirip sumpit), adonan Ambuyat diambil, diputar-putar hingga membentuk gulungan, dan dicelupkan ke dalam saus cacah.

Makanan ini biasanya disajikan dalam porsi besar yang cukup untuk dinikmati oleh empat orang sekaligus, menjadikannya hidangan yang ideal untuk makan bersama.

Ambuyat tidak hanya dikenal di Brunei, tetapi juga di Malaysia, terutama di wilayah Sarawak dan Sabah. Di sana, Ambuyat disajikan dengan saus tempoyak (fermentasi durian) yang menambah cita rasa khasnya.

Cara makan Ambuyat di Malaysia pun hampir sama, menggunakan sumpit atau dua sendok untuk menggulung adonannya sebelum dicelupkan ke saus.

Kandungan Gizi dan Manfaat Kesehatan

Sebagai makanan yang berbahan dasar sagu, Ambuyat memiliki nilai gizi yang cukup baik. Dalam setiap 100 gram sagu, terkandung 209 kkal energi, 0,3 gram protein, 51,6 gram karbohidrat, dan sejumlah kecil lemak, kalsium, fosfor, zat besi, serta vitamin B. Karena kandungan karbohidratnya yang tinggi, Ambuyat menjadi sumber energi yang baik bagi tubuh.

Sagu yang digunakan dalam Ambuyat juga memiliki indeks glikemik rendah, menjadikannya aman dikonsumsi oleh penderita diabetes melitus. Selain itu, Ambuyat kaya akan serat yang berperan sebagai prebiotik, menjaga keseimbangan mikroflora di usus dan mendukung kesehatan saluran pencernaan.

Dengan serat yang tinggi, makanan ini juga dapat membantu mencegah konstipasi dan memperlancar proses pencernaan.

Resep Ambuyat Khas Brunei yang Bisa Anda Coba di Rumah

Bagi Anda yang tertarik mencoba hidangan khas Brunei ini, berikut adalah resep Ambuyat dan saus cacah yang bisa Anda buat sendiri di rumah.

Bahan Ambuyat:
– 500 gr sagu halus
– 500 ml air panas mendidih

Bahan Cacah (Saus Tempoyak):
– 250 gr buah binjai kering
– 250 gr tempoyak (fermentasi durian)
– 8 buah cabai rawit
– 1 sdm petis udang hitam
– 2 buah jeruk limau kasturi (diambil airnya)
– 1 sdm garam (sesuai selera)
– 1 sdm gula pasir (sesuai selera)

Cara Membuat Ambuyat:
1. Campurkan sagu dengan air mendidih di mangkuk berukuran sedang, lalu aduk hingga merata.
2. Tambahkan air sedikit demi sedikit sampai warna adonan berubah menjadi putih keruh. Aduk selama 10 menit.
3. Cek kematangan Ambuyat dengan mencelupkan garpu. Jika adonan terasa lengket, berarti sudah siap untuk dihidangkan.

Cara Membuat Cacah (Saus Tempoyak):
1. Haluskan buah binjai, cabai rawit, tempoyak, garam, dan gula.
2. Setelah halus, tambahkan petis udang dan aduk hingga rata.
3. Tambahkan perasan air jeruk limau, aduk kembali, dan saus siap disajikan bersama Ambuyat.

Ambuyat: Simbol Kebersamaan dan Kekayaan Budaya

Ambuyat bukan hanya makanan, tapi juga simbol kebersamaan dalam budaya Brunei. Hidangan ini sering disajikan dalam porsi besar untuk dinikmati bersama-sama, mencerminkan nilai kebersamaan dan persatuan. Dengan rasa unik dan cara makan yang khas, Ambuyat terus menjadi bagian penting dari warisan kuliner Brunei yang kaya dan tak terlupakan.

Selamat mencoba Ambuyat di rumah, dan rasakan sensasi kuliner khas Brunei Darussalam yang lezat dan kaya tradisi! [UN]