Koran Sulindo – Negosiasi untuk mengakhiri perang dagang antara Tiongkok dan Amerika Serikat (AS) disebut membutuhkan waktu panjang dan melelahkan. Kendati demikian, kedua negara mulai mendekati tahap akhir dari negosiasi. Dengan kata lain, kedua negara akan segera mencapai kesepakatan untuk mengakhiri perang dagang.
Menteri Perdagangan Tiongkok Zhong Shan mengatakan, perundingan kedua negara telah mengalami kemajuan yang telah dilakukan sejak Juli 2018. Salah satunya adalah membatalkan rencana AS yang ingin menaikkan tarif barang-barang produk Tiongkok sebesar 25 persen yang setara dengan US$ 200 miliar.
Seperti dilaporkan South China Morning Post pada Rabu (6/3), kedua negara rencananya akan menandatangani kesepakatan mengakhiri perang dagang itu yang diwakili Presiden Donal Trump dan Presiden Xi Jinping di Florida akhir Maret nanti.
“Saya katakan itu sulit karena kedua negara memiliki perbedaan mendasar dalam hal lembaga, budaya dan tahapan perkembangan. Jadi harus ada upaya lebih untuk capai kesepakatan sehingga sulit, sangat sulit,” kata Zhong.
Dikatakan Zhong, negosiasi antara kedua negara juga melelahkan karena waktunya yang sangat terbatas. Awalnya negosiasi tersebut hanya dilaksanakan selama 2 hari, tapi akhirnya diperpanjang 2 hari lagi. Karena itu, tim kedua negara bekerja pagi hingga malam.
Zhong yang ikut menemani Wakil Perdana Menteri Liu He untuk berunding dengan AS mengakui, kendati sulit, negosiasi kedua negara pada akhirnya membuahkan hasil dan mencapai kemajuan “besar”. Sungguh, kata Zhong, tak mudah mencapai hasil seperti itu dan karenanya patut untuk dihargai.
Kantor perwakilan dagang AS memastikan pihaknya akan menangguhkan kenaikan tarif untuk barang-barang Tiongkok sampai ada pemberitahuan selanjutnya. Akan tetapi, kesepakatan kedua negara untuk mengakhir perang dagang itu sama sekali tidak dijelaskan. [KRG]