Ketua Umum MUI Kiai Ma'ruf Amin [Foto: Istimewa]

Koran Sulindo – Calon wakil presiden Ma’ruf Amin optimistis tak bakalan terjadi perpecahan di kalangan ulama hanya gara-gara beda dukungan di Pilpres 2019.

Ma’ruf juga tak mempermasalahkan gelaran Ijtimak Ulama II yang secara resmi mendukung Prabowo Subianto.

Menurutnya, umat tinggal memilih ulama mana yang akan diikutinya.

“Silahkan, masing-masing ulama yang mana. Yang ulama benar, yang ulama berkapasitas, di mana? Tinggal umat melihat. Ini ulama siapa? Ini ulama siapa? Tinggal dibandingkan,” kata Ma’ruf, Minggu (16/8).

Menurutnya hal tersebut bukan menunjukkan perpecahan.

“Kalau sini ulama mendukung saya. Ulama mendukung ulama, saya kira. Di sana, tidak dukung saya. Tidak masalah. Nggak usah marah. Silakan saja,” kata Ma’ruf.

Meski para ulama tidak memiliki sikap yang tunggal dalam mendukung salah satu calon, ia berharap para ulama tetap menjaga persatuan dengan tak saling menghina lawan.

“Jaga persatuan. Tidak usah saling memaki. Tidak usah saling menjelekan,” kata Ma’ruf.

Ia menambahkan ulama bahwa dirinya juga didukung oleh ulama yang paling utama adalah ulama-ulama yang alim, hafal Al-Quran dan ahli ibadah.

Menurutnya, satu saja ulama ‘betulan’ model itu sudah sanggup mengalahkan semua itu.

“Nggak pecah. Ada yang ke sana, ada yang ke sini. Jangan dibilang pecah. Kecenderungan. Ya kami yakin ulama yang betul-betul ulama,” kata Mar’uf.

“Ulama yang alim, hafal quran, kemudian ahli ibadah itu justru mendukung kami. Orangnya alim, hafal Quran, ulama betulan itu. Jadi saya optimis.”

Ia juga menceritakan kemarin malam dirinya baru saja menerima dukungan dari 400 ulama yang benar-benar ulama. “Ulama, kiai dan itu mendukung Jokowi-Ma’ruf Amin. Jadi nggak ada masalah,” kata dia.

Seperti diketahui, hari ini ulama Gerakan Nasional Pengawal Fatwa (GNPF) Ulama menggelar Ijtimak Ulama II yang dalam keputusannya kembali mendukung Prabowo Subianto dan Sandiaga Uno untuk maju dalam Pilpres 2019.

Tak hanya mendukung GNPH juga menyodorkan pakta integritas kepada Prabowo untuk disepakatati.

Ketua GNPH Ulama Yusuf Muhammad Martak menyebut pakta tersebut sudah disetujui dan ditandatangani Prabowo Subianto.

Ia menyebut proses penandatanganan pakta tersebut juga disaksikan Ketua Umum PAN Zulkifli Hasan, Sekjen Partai Keadilan Sejahtera Mustafa Kamal, Wakil Ketua Umum Gerindra Fadli Zon dan para peserta Ijtimak Ulama II.

Yufuf menambahkan menindaklanjuti hasil ijtimak ulama, GNPF Ulama dari tingkat pusat hingga daerah akan mulai mengkonsolidasikan tim untuk mulai menggarap pemenangan Prabowo-Sandi.

“Insya Allah kita akan sama-sama, semua ulama, pusat dan daerah dengan tulus ikhlas memenangkan Prabowo Subianto dan Sandiaga Salahuddin Uno,” kata Sandi.

Pada ijtimak sebelumnya para ulama yang tergabung dalam GNPF Ulama  merekomendasikan duet Prabowo Subianto dengan Abdul Somad Batubara atau duet Prabowo Subianto-Salim Segaf Al-Jufri.

Namun, penunjukan tersebut belakangan ditampik Abdul Somad meski mengaku sangat menghormati keputusan para ulama tersebut.

Di sisi lain, sementara dinamika politik berkembang dari hari ke hari, Prabowo Subianto pada akhirnya justru memilih Sandiaga Uno sebagai calon wakil presidennya serta mengesampingkan Salim Segaf Al-Jufri yang juga direkomendasikan ulama GNPF.

Pada saat yang sama justru pesaing Prabowo yakni Joko Widodo justru memilih Mar’ruf Amin sebagai calon wakil presiden. Seperti diketahui Ma’ruf Amin adalah salah satu ulama yang meneken pendapat dan sikap keagamaan MUI yang menyatakan Ahok menghina Alquran dan agama.

Ia tercatat sebagai salah satu penggerak dan juga ketua dewan penasihat koperasi 212. Gerakan 212 adalah gerakan yang saat itu menolak Basuki Tjahaja Purnama menjadi gubenur DKI Jakarta. Meski menjadi penggerak aksi 212, Ma’ruf saat itu tidak setuju dan melarang demo besar-besaran 212. [TGU]