Ilustrasi: Presiden Joko Widodo saat meninjau pembangunan pembangkit listrik di Bangka Belitung (1/6/2016)/setkab.go.id-Agung.

Koran Sulindo – Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) menyatakan lebih separuh target proyek ketenagalistrikan 35.000 Megawatt (MW) beroperasi pada 2019, sisanya antara 2024-2025.

Sejak dicanangkan pada pertengahan 2015, total yang sudah beroperasi (Commercial Date Operation/COD) mencapai 1.362 MW, sebanyak 17.116 MW dalam tahap konstruksi, sebagian besar kontrak, dan hanya sebanyak 13 persen masih dalam tahap pengadaan/perencanaan.

“Yang dalam tahap konstruksi tetap berjalan. Tidak ada masalah,” kata Menteri ESDM, Ignatius Jonan, di Jakarta, Kamis (8/3/2018), seperti dikutip esdm.go.id.

Jumlah yang sudah beroperasi itu hanya sekitar 4 persen dari total target semula.

Presiden Joko Widodo sebelumnya menargetkan pembangunan pembangkit listrik sebanyak 35.847 MW pada 2019 nanti. Sekitar 75 persen akan dibiayai swasta, sisanya oleh Perusahaan Listrik Negara (PLN).

Menurut Jonan, program 35.000 MW harus selesai 2019 dibuat dengan asumsi pertumbuhan ekonomi nasional di atas 7 persen. Padahal realisasi pertumbuhan ekonomi beberapa tahun terakhir dan beberapa tahun ke depan diperkirakan sekitar 5 persen,

20.000 MW

Jonan optimistis pada 2019 nanti pembangkit listrik yang sudah beroperasi sebanyak 20.000 MW.

“Tambahan kapasitas sebesar itu sudah cukup untuk menjawab peningkatan kebutuhan listrik di tahun 2019,” kata Jonan.

Selebihnya akan beroperasi pada tahun 2024-2025, seiring pertumbuhan kebutuhan listrik hingga tahun tersebut.

Sementara itu Direktur Utama PT PLN Sofyan Basir mengatakan total kemajuan pembangunan proyek itu mencapai 30 hingga 40 persen.

“Kalau ditanya 35.000 MW sudah selesai dalam dua tahun pasti saya berbohong. Tapi, kalau berbicara progress pembangunnnya, sudah sesuai rencana yaitu 30 sampai 40 persen,” kata Sofyan. [DAS]