Janet Gaynor, aktris pertama yang menerima piala Oscar untuk kategori aktris utama terbaik di Academy Awards perdana pada 1929. (Foto: Bettmann Archive via Getty Images)
Janet Gaynor, aktris pertama yang menerima piala Oscar untuk kategori aktris utama terbaik di Academy Awards perdana pada 1929. (Foto: Bettmann Archive via Getty Images)

Tanggal 16 Mei 1929 menjadi tonggak bersejarah ketika Academy of Motion Picture Arts and Sciences (AMPAS) untuk pertama kalinya menggelar malam penghargaan film, yang kemudian dikenal sebagai Oscar. Upacara ini tidak diselenggarakan di panggung megah, karpet merah ataupun disiarkan secara luas, melainkan dalam bentuk makan malam pribadi yang berlangsung singkat dan hangat, namun menjadi awal dari salah satu tradisi tertua dan paling berpengaruh dalam dunia sinema.

Academy Awards pertama dilaksanakan di Hotel Hollywood Roosevelt, Los Angeles, California, di hadapan sekitar 270 undangan. Tiket masuk untuk menghadiri acara tersebut dijual seharga US$5, yang setara dengan sekitar US$73 pada nilai mata uang tahun 2022. Acara ini dipandu oleh Douglas Fairbanks, aktor populer pada zamannya dan juga presiden pertama AMPAS. Ia memimpin jalannya acara yang hanya berlangsung selama kurang lebih 15 menit.

Berbeda jauh dari format Oscar modern yang sarat glamor dan siaran langsung lintas negara, acara ini sepenuhnya bersifat privat, tanpa liputan radio maupun televisi. Kala itu, teknologi penyiaran belum cukup berkembang untuk menjangkau acara semacam ini. Pengumuman pemenang bahkan sudah dilakukan sebelumnya, sekitar tiga bulan sebelum acara berlangsung dan dipublikasikan melalui surat kabar. Dengan demikian, malam penganugerahan hanya menjadi momen simbolis penyerahan trofi, bukan ajang kejutan atau selebrasi yang menegangkan seperti sekarang.

Dua Penghargaan Tertinggi: “Wings” dan “Sunrise”

Academy Awards pertama memberikan penghargaan dalam 12 kategori, ditujukan bagi film-film yang dirilis antara tahun 1927 hingga 1928. Kategori tertinggi malam itu adalah Outstanding Picture (Kini Film Terbaik), yang dianugerahkan kepada film “Wings”, sebuah film bisu bertema Perang Dunia I karya sutradara William A. Wellman. Film ini dikenal luas karena pencapaian teknisnya yang revolusioner, terutama dalam penggambaran adegan udara.

Namun, menariknya, malam itu juga terdapat penghargaan lain yang dianggap sama prestisiusnya, yaitu Unique and Artistic Picture, yang diberikan kepada “Sunrise: A Song of Two Humans” karya F.W. Murnau. Film ini merupakan perpaduan antara teknik sinematografi ekspresionis Jerman dengan narasi yang emosional dan mendalam. Kedua film ini “Wings” dan “Sunrise” menjadi simbol dari dua pendekatan utama dalam perfilman masa itu yaitu kekuatan teknis dan kekuatan artistik.

Dalam kategori Best Actor, Emil Jannings dianugerahi penghargaan atas penampilannya dalam dua film bertajuk The Last Command dan The Way of All Flesh. Karena Jannings harus kembali ke Eropa sebelum upacara dilangsungkan, AMPAS memberikan pialanya lebih awal. Fakta ini menjadikannya sebagai orang pertama yang secara resmi menerima Academy Award, sebuah gelar yang tidak bisa direbut oleh siapa pun dalam sejarah.

Emil Jannings, seorang aktor berdarah Jerman-Swiss, dikenal atas peran-perannya yang kuat dan emosional, serta mampu menampilkan karakter-karakter kompleks dengan kedalaman psikologis. Kemenangannya menunjukkan bahwa Academy tidak membatasi penghargaan hanya pada satu film saja, melainkan mempertimbangkan akumulasi kontribusi dalam satu tahun.

Sementara itu, Janet Gaynor menjadi penerima pertama penghargaan Best Actress. Ia mendapatkannya bukan hanya untuk satu film, tetapi atas penampilannya dalam tiga film sekaligus: Seventh Heaven, Street Angel, dan Sunrise. Dalam ketiganya, Gaynor menampilkan sosok perempuan yang penuh perasaan, keteguhan, dan daya tahan emosional yang luar biasa. Hal ini mencerminkan fleksibilitas sistem penilaian Academy pada masa awal, di mana totalitas kontribusi aktor atau aktris menjadi tolok ukur utama, bukan hanya satu peran tunggal.

Tentang Nama “Oscar”

Pada malam penghargaan perdana ini, patung yang diberikan kepada pemenang belum dikenal secara resmi sebagai “Oscar.” Nama ini baru mulai digunakan secara luas beberapa tahun kemudian. Hingga kini, asal-usul nama tersebut masih diselimuti berbagai versi. Salah satu cerita paling terkenal berasal dari seorang pustakawan AMPAS, Margaret Herrick, yang menyebut patung tersebut mirip pamannya bernama Oscar. Versi lain menyebutkan bahwa kolumnis film Sidney Skolsky menggunakan nama itu dalam salah satu tulisannya sebagai bentuk keakraban. Terlepas dari asal-usulnya, nama “Oscar” resmi diadopsi oleh Academy pada tahun 1939.

Karena keterbatasan teknologi dan pendekatan acara yang masih sederhana, Academy Awards pertama tidak disiarkan secara langsung, baik melalui radio maupun televisi. Pengumuman pemenang dilakukan melalui media cetak, dan hanya pada tahun 1942 Academy mulai menggunakan metode amplop tertutup untuk mengumumkan pemenang secara langsung di atas panggung. Siaran televisi baru dimulai pada tahun 1953, menjadikan Oscar semakin populer dan menjangkau pemirsa global.

Sejak saat itu, Oscar terus berkembang. Kini, ajang ini bukan sekadar malam penghargaan, melainkan sebuah peristiwa budaya global yang merayakan seni, teknik, dan kekuatan cerita dalam perfilman. Namun, semua itu tidak akan terjadi tanpa awal yang sederhana di tahun 1929 malam ketika dunia untuk pertama kalinya secara formal merayakan pencapaian sinema. [UN]