Sebanyak 1.500 warga Baduy dari Desa Kanekes, Lebak, Banten, bersiap-siap untuk menjalani tradisi Seba Baduy pada tahun 2024. Tradisi ini menjadi momen penting dalam kalender budaya mereka yang kaya. Pemberitahuan resmi mengenai pelaksanaan tradisi ini telah disampaikan kepada Pemerintah Kabupaten Lebak melalui surat bernomor 400.6/16/PEM/2001/V/2024.
“Menindaklanjuti hasil musyawarah Lembaga Adat Tangtu Tilu Jaro Tujuh Desa Kanekes tentang pelaksanaan ritual Seba Baduy Tahun 2024,” kata Kepala Desa Kanekes, Saidja, dalam surat pemberitahuan yang dikirim pada Rabu (8/5/2024).
Tradisi Seba Baduy dijadwalkan berlangsung dari tanggal 17 hingga 19 Mei 2024, di mana diperkirakan akan melibatkan 1.500 orang Baduy. Acara ini akan dimulai dari Balai Desa Kanekes sebelum rombongan memulai perjalanan mereka.
Tradisi Seba Baduy merupakan bagian integral dari identitas dan warisan budaya masyarakat adat Baduy. Sebelumnya, mereka telah menjalani serangkaian ritual lainnya, seperti Kawalu, yang berlangsung selama tiga bulan dari Februari hingga Mei. Kemudian, mereka melanjutkan dengan tradisi Ngalaksa, di mana mereka membuat laksa atau hidangan tradisional lainnya.
Seba Baduy menjadi puncak dari semua ritual tersebut. Bagi masyarakat Baduy Dalam, Seba Baduy ditandai dengan perjalanan kaki dari Desa Kanekes, Leuwidamar, menuju pusat Pemerintahan Kabupaten Lebak di Rangkasbitung.
Mereka kemudian melanjutkan perjalanan ke Pemerintah Provinsi Banten di Kota Serang. Tujuan mereka adalah bertemu dengan kepala daerah, yang mereka sebut sebagai Bapa Gede, untuk menyampaikan pesan-pesan adat yang penting bagi kelangsungan budaya mereka.
Tradisi Seba Baduy tidak hanya sekadar sebuah perjalanan fisik, tetapi juga sebuah perwujudan dari kekayaan spiritual dan kebersamaan yang diwarisi dari generasi ke generasi.
Melalui tradisi ini, masyarakat Baduy tidak hanya memelihara budaya mereka, tetapi juga menunjukkan keberlanjutan dan kebanggaan akan identitas mereka yang unik di tengah arus modernisasi yang terus mengalir. [UN]