Ilustrasi Buddha. (Foto: pixabay)

Tanggal 11 Mei tahun ini menjadi hari yang sangat istimewa bagi jutaan umat Buddha di India dan Nepal. Pada hari bulan ini, mereka memperingati Buddha Purnima, sebuah hari suci yang mengenang sosok Siddharta Gautama, sang Buddha, yang ajarannya tentang welas asih dan pencerahan terus menginspirasi dunia hingga kini.

Meski dirayakan pada tanggal yang berbeda di sejumlah negara lain, makna mendalam dari perayaan ini tetap sama yaitu penghormatan terhadap perjalanan spiritual seorang pangeran yang memilih jalan sunyi demi kebenaran dan pembebasan dari penderitaan.

Di India dan Nepal, Buddha Purnima dirayakan pada 11 Mei, sementara di sejumlah negara Asia Tenggara, tanggalnya jatuh pada 19 Mei. Perbedaan ini mencerminkan keragaman penafsiran kalender lunar Buddha dan Hindu, serta fakta bahwa bulan Mei tahun ini memiliki dua fase purnama. Untuk mengetahui sejarahnya mari kita simak ulasan singkat melalui artikel berikut, yang dilansir dari laman National Today.

Buddha Purnima, atau dikenal pula sebagai Buddha Jayanti, bukan sekadar memperingati kelahiran Siddharta Gautama, sang pangeran dari Lumbini, Nepal melainkan juga menjadi simbol dari perjalanan spiritualnya yang luar biasa seperti kelahiran, pencerahan, dan wafatnya. Ketiganya dirangkum dalam satu festival besar bernama Vesak, menjadikannya momen paling suci dalam kalender umat Buddha.

Kata Purnima dalam bahasa Sanskerta berarti “bulan purnama”, yang menjelaskan mengapa hari ini dipilih berdasarkan fase bulan. Sementara itu, Jayanti berarti “ulang tahun”. Siddharta Gautama menerima gelar “Buddha”  yang berarti “yang tercerahkan”  setelah ia mencapai pencerahan di bawah pohon Bodhi di Bodh Gaya, India, sekitar tahun 528 SM. Ia kemudian menyebarkan ajarannya yang mengajarkan pembebasan dari penderitaan, menolak kekerasan, dan menekankan penghargaan terhadap semua makhluk hidup.

Meskipun kehidupan dan ajaran Buddha dihormati sejak lama, perayaan Buddha Purnima baru diformalkan dalam sejarah modern. Pada Mei 1950, dalam konferensi perdana World Fellowship of Buddhists di Kolombo, Sri Lanka, diputuskan bahwa hari bulan purnama di bulan Mei akan dirayakan secara resmi sebagai Waisak. Keputusan ini merujuk pada momen penting saat Buddha mencapai Nirwana  terbebas dari siklus kelahiran dan kematian  yang juga terjadi pada hari bulan purnama.

Ajaran Buddha menyebar luas dan mulai populer karena nilai-nilainya yang universal. Di masa pemerintahan Raja Ashoka (269–231 SM), agama Buddha mendapat dukungan penuh dan mulai menyebar ke seluruh Asia. Ciri khas Buddhisme yang tidak mengandalkan pemujaan terhadap dewa dan lebih bersifat filosofis membuatnya diterima di berbagai kalangan, melintasi batas budaya dan geografis. Kepekaan terhadap antikekerasan, kesetaraan gender, serta penghargaan terhadap hidup dan alam menjadikan ajaran Buddha relevan bahkan hingga era modern.

Kini, berbagai bentuk Buddhisme dipraktikkan di seluruh dunia, dari Mahayana di Timur Asia, Theravada di Asia Tenggara, hingga Vajrayana di Tibet dan Mongolia. Meski bervariasi dalam ekspresi dan praktik, semua cabang Buddhisme merujuk pada nilai-nilai utama yang diwariskan oleh Siddharta Gautama seperti pencarian kebenaran, kehidupan tanpa kemelekatan, dan welas asih terhadap semua makhluk.

Garis Waktu Kehidupan Buddha

563 SM – Lahir sebagai Pangeran Siddharta Gautama di Lumbini, Nepal.

528 SM – Mencapai pencerahan di bawah pohon Bodhi, Bodh Gaya.

483 SM – Mencapai Nirwana dan meninggal dalam kondisi meditasi mendalam.

269–231 SM – Ajaran Buddha disebarluaskan secara luas oleh Raja Ashoka.

Buddha Purnima bukan hanya hari raya keagamaan, melainkan juga ajakan reflektif untuk memahami nilai-nilai spiritual yang ditawarkan Buddha, nilai-nilai yang semakin penting dalam dunia yang penuh ketegangan dan ketidakpastian. Hari ini menjadi pengingat akan kemungkinan bagi manusia untuk hidup lebih damai, lebih bijak, dan lebih penuh kasih. [UN]