Menyusul laporan kasus hepatitis akut yang tidak diketahui asalnya oleh Badan Keamanan Kesehatan Inggris, kasus tambahan pada anak-anak telah dilaporkan di Denmark, Irlandia, Belanda, dan Spanyol.
Sembilan kasus hepatitis akut lainnya diantara anak-anak berusia antara 1 dan 6 tahun di negara bagian Alabama di Amerika Serikat yang juga dites positif adenovirus telah dilaporkan.
Investigasi sedang berlangsung di semua negara yang melaporkan kasus. Saat ini, penyebab pasti hepatitis pada anak-anak ini masih belum diketahui. Tim insiden di Inggris, di mana sebagian besar kasus telah terjadi hingga saat ini, menganggap bahwa penyebab infeksi kemungkinan besar didasarkan pada gambaran klinis dan epidemiologis dari kasus yang sedang diselidiki.
ECDC (European Centre for Disease Prevention and Control) bekerja dengan tim di masing-masing negara yang melaporkan kasus, bersama dengan WHO dan mitra utama lainnya untuk mendukung penyelidikan yang sedang berlangsung. ECDC memfasilitasi berbagi informasi saat tersedia, serta alat untuk investigasi.
Selama akhir pekan lalu, badan tersebut terus berbagi semua informasi yang tersedia dengan negara-negara melalui Jaringan Hepatitis dan dengan organisasi klinis Asosiasi Eropa untuk Studi Hati dan Masyarakat Mikrobiologi Klinis Eropa dan Penyakit Menular ESCMID.
ECDC akan terus memantau peristiwa ini melalui kegiatan intelijen epidemi dan bekerja sama dengan Negara-negara Anggota dan mitra internasional.
Ringkasan epidemiologi
Pada tanggal 5 April 2022, Inggris melaporkan peningkatan kasus hepatitis akut dengan etiologi yang tidak diketahui di antara anak-anak yang sebelumnya sehat berusia di bawah 10 tahun dari Skotlandia.
Pada tanggal 12 April, Inggris Raya melaporkan bahwa selain kasus di Skotlandia ada sekitar 61 kasus lebih lanjut yang sedang diselidiki di Inggris, Wales dan Irlandia Utara, dengan sebagian besar kasus ini berusia antara 2 dan 5 tahun.
Pada 14 April, Skotlandia melaporkan bahwa dari 13 kasus yang diselidiki, dua pasang kasus terkait secara epidemiologis.
Kasus-kasus di Inggris secara klinis menunjukkan hepatitis akut yang parah, dengan peningkatan kadar enzim hati (aspartate transaminase -AST) atau Alanine aminotransaminase (ALT) lebih besar dari 500 IU/L) dan banyak kasus mengalami ikterus. Beberapa kasus melaporkan gejala gastrointestinal, termasuk sakit perut, diare dan muntah pada minggu-minggu sebelumnya.
Sebagian besar kasus tidak mengalami demam. Beberapa kasus memerlukan perawatan di unit hati anak spesialis dan beberapa telah menjalani transplantasi hati.
Hipotesis awal oleh tim insiden di Inggris tentang asal usul kasus yang berpusat di sekitar agen infeksi atau kemungkinan paparan racun. Tidak ada tautan ke vaksin COVID-19 yang diidentifikasi dan informasi terperinci yang dikumpulkan melalui kuesioner untuk kasus-kasus tentang makanan, minuman, dan kebiasaan pribadi gagal mengidentifikasi paparan umum apa pun.
Investigasi toksikologi sedang berlangsung tetapi etiologi infeksi dianggap lebih mungkin mengingat gambaran epidemiologis dan gambaran klinis kasus.
Investigasi laboratorium dari kasus-kasus tersebut mengecualikan virus hepatitis tipe A, B, C, D dan E dalam semua kasus. Dari 13 kasus yang dilaporkan oleh Skotlandia dimana informasi terperinci tersedia mengenai pengujian, tiga dites positif terinfeksi SARS-CoV-2, lima dites negatif dan dua didokumentasikan memiliki infeksi dalam tiga bulan sebelum presentasi. Sebelas dari 13 kasus ini memiliki hasil untuk pengujian adenovirus dan lima dinyatakan positif.
Kasus di Indonesia
Sementara itu Kementerian Kesehatan (Kemenkes) Republik Indonesia tengah melakukan investigasi terkait kematian 3 orang anak yang diduga terjadi karena hepatitis akut di DKI Jakarta.
Kasus hepatitis akut, yang telah dinyatakan sebagai Kejadian Luar Biasa (KLB) oleh Organisasi Kesehatan Dunia (WHO), telah menyerang anak-anak di seluruh dunia termasuk Eropa, Amerika, dan Asia, sejak awal bulan April 2022.
Dalam siaran pers, Kemenkes mengatakan tiga orang pasien anak yang dirawat di RS Cipto Mangunkusumo meninggal dalam kurun waktu yang berbeda, dengan rentang dua minggu terakhir hingga 30 April 2022.
Ketiga pasien ini merupakan rujukan dari rumah sakit yang berada di Jakarta Timur dan Jakarta Barat.
Gejala yang ditemukan pada pasien-pasien ini adalah mual, muntah, diare berat, demam, kuning, kejang dan penurunan kesadaran.
Saat ini, Kementerian Kesehatan RI sedang berupaya untuk melakukan investigasi penyebab kejadian hepatitis akut ini melalui pemeriksaan panel virus secara lengkap. Dinas kesehatan Provinsi DKI Jakarta sedang melakukan penyelidikan epidemiologi lebih lanjut. [S21]