Koran Sulindo – Pemerintah tidak akan mengakui bendera yang dibakar di Garut, Jawa Barat adalah bendera tauhid.
“Ya kan tidak perlu, Pemerintah kan tidak pernah bikin aturan seperti itu. Bahwa masing-masing menganggap itu, silakan,” kata Wapres Jusuf Kalla, di Kampus IPDN Jatinangor, Sumedang, Jawa Barat, Jumat (2/11/2018), seperti dikutip antaranews.com.
Menurut Kalla, pengakuan terhadap bendera bertuliskan kalimat tauhid merupakan kepercayaan masing-masing umat Islam. Pemerintah tidak perlu mengakui bendera tersebut sebagai lambang ormas tertentu.
“Bahwa bendera tauhid sesuai kepercayaan, silakan. Tentu pemerintah tidak pernah menetapkan bendera ini harus begini, bendera itu harus begitu. Tidak, tidak,” katanya.
Lebih Banyak dari Pekan lalu
Hari ini diperkirakan ribuan umat Islam melakukan Aksi Bela Tauhid yang dilangsungkan usai ibadah Shalat Jumat. Mereka melakukan aksi mulai dari Masjid Istiqlal Jakarta menuju Istana Kepresidenan di Jalan Merdeka Utara.
Aksi Bela Tauhid 211 mulanya direncanakan terpusat di depan Istana Merdeka, Jakarta.
Aksi tersebut adalah merupakan tindak lanjut atas insiden pembakaran bendera bertuliskan kalimat tauhid oleh Banser NU di Garut pada peringatan Hari Santri Nasional karena bendera tersebut dinilai simbol dari ormas Hizbut Tahrir Indonesia.
Pelaku Aksi Bela Tauhid meminta Pemerintah mengakui bendera hitam yang dibakar di Garut itu adalah bendera tauhid, dan bukan representasi lambang ormas tertentu.
Massa yang rencananya akan berunjuk rasa di depan Istana Merdeka, tidak dapat melanjutkan langkahnya karena terhalang oleh kawat berduri yang terpasang di dua ruas jalan depan Kementerian Pariwisata, Jalan Medan Merdeka Barat. Tidak hanya kawat berduri, tiga lapis pagar betis dari kepolisian juga tampak menghalangi massa agar tidak melanjutkan pawai ke depan Istana.
Jubir Front Pembela Islam (FPI), Slamet Maarif, mengatakan ada dua tuntutan yang disuarakan massa, yaitu pemerintah mengakui ada pembakaran bendera hitam bertuliskan kalimat tauhid pada Hari Santri Nasional (HSN) di Garut, Jawa Barat, dan meminta aparat penegak hukum menindak aktor intelektual insiden tersebut.
Pergerakan massa aksi protes pembakaran bendera dengan kalimat Tauhid dari Masjid Istiqlal lebih padat dibandingkan dengan aksi serupa yang digelar Jumat (26/10/2018) lalu, dimulai dari tempat yang sama.
Berdasarkan pantauan di sekitar Masjid Istiqlal Jakarta pintu selatan, Jumat, tampak jumlah kendaraan roda empat dan roda dua yang diparkir di halaman masjid lebih banyak ketimbang minggu lalu. Pergerakan massa yang keluar masjid untuk mengarah ke pusat lokasi aksi di kantor Kemenko Polhukam juga lebih banyak dibanding aksi yang sama pekan lalu.
Lalu lintas di sekitar Masjid Istiqlal seperti Medan Merdeka Timur, Medan Merdeka Selatan, dan Tugu Tani juga sangat padat yang menyebabkan kemacetan. Ditambah lagi banyaknya aktivitas pedagang yang menggelar lapak di trotoar sekitar Masjid Istiqlal atau bahkan memakan badan jalan jalur khusus TransJakarta.
Pedagang yang menggelar lapak untuk berjualan berbagai atribut aksi seperti bendera, topi, ikat kepala berkalimat tauhid terlihat lebih banyak dibandingkan pekan lalu. Bahkan kali ini muncul pedagang yang menjual peci, baju muslim, hingga minyak wangi.
Selain itu pedagang makanan dengan menggunakan gerobak juga lebih banyak.
Jika pekan lalu pedagang yang berjualan hanya ada di sekitar mulut gerbang masjid, kini pedagang memenuhi trotoar sekitar masjid hingga mengarah ke Stasiun Gambir.
Polisi Berpeci Putih
Sementara itu puluhan polisi berpeci putih dan berkalung sorban ikut mengawal aksi Bela Tauhid 211 itu. Mereka berdiri membentuk pagar betis di depan kawat berduri yang terpasang di depan Gedung Sapta Pesona untuk menghalau massa agar tidak mendekati Istana Merdeka di Jalan Medan Merdeka Barat.
Di depan kawat berduri, puluhan massa berseragam putih dari Laskar Pembela Islam (LPI) turut berdiri di depan kawat ikut menghadang massa yang ingin berunjuk rasa depan istana.
Ribuan massa dari berbagai daerah di Jakarta, Bogor, Depok, Tangerang, Bekasi, hingga Cirebon, Garut tiba di Jakarta mengikuti aksi Bela Tauhid 211 yang hingga berita ini diturunkan masih berlangsung. [DAS]