Ilustrasi/Dampak Tsunami di Banten/Dian Triyuli Handoko-EPA-EFE

Koran Sulindo – Jumlah korban meninggal dunia karena bencana tsunami di di Kabupaten Serang dan Pandeglang  Provinsi Banten hingga Minggu (23/12/2108) sebanyak 176 orang. Sementara korban meninggal dunia di Kabupaten Lampung Selatan Provinsi Lampung sebanyak 60 orang. Korban di Kabupaten Serang tercatat 11 orang meninggal dunia sedang di Kabupaten Tanggamus satu orang meninggal dunia.

Sementara total korban meninggal dunia di kedua provinsi itu sebanyak 248 orang.

Korban dan kerusakan meliputi empat kabupaten yang terdampak bencana itu, yaitu Kabupaten Pandeglang dan Serang (Banten) serta Lampung Selatan dan Tanggamus (Provinsi Lampung).

Kerusakan material yang tercatat sementara ini meliputi 556 unit rumah rusak, sembilan unit hotel rusak berat, 60 warung kuliner rusak, 350 kapal dan perahu rusak.

Daerah yang terdampak di 10 kecamatan. Lokasi yang banyak ditemukan korban adalah di Hotel Mutiara Carita Cottage, Hotel Tanjung Lesung dan Kampung Sambolo.

Kebanyakan korban adalah wisatawan dan masyarakat setempat. Daerah wisata sepanjang pantai dari Pantai Tanjung Lesung, Pantai Sumur, Pantai Teluk Lada, Pantai Panimbang dan Pantai Carita sedang banyak wisatawan berlibur yang kemudian diterjang tsunami.

Data Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Banten melalui posko-posko darurat yang didirikan di puskesmas di lokasi bencana sampai dengan Minggu (22/12)  sebanyak 176 orang meninggal dan 509 orang mengalami luka-luka. Sedangkan kerugian material sebanyak 443 rumah rusak, 11 kendaraan roda 4 (empat) serta 53 kendaraan roda 2 (dua) rusak.

“Sebanyak 30 orang dinyatakan masih hilang,” kata Kepala Bidang Aplikasi Informatika dan Komunikasi Publik Diskominfo Banten, Amal Herawan Budhi, di Serang, Minggu (23/12/2108), seperti dikutip antaranews.com.

Menurut Amal, sejak Sabtu malam (22/12/2018) Pemerintah Provinsi Banten melalui Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) sudah menyalurkan bantuan ke lokasi bencana. Bantuan dikirimkan ke Labuan, Tanjung Lesung di Cigeulis dan Carita, di Jiput dan Mandalawangi Kabupaten Pandeglang.  Sedangkan, bantuan untuk wilayah Kabupaten Serang ditempatkan di Rumah Sakit dr Drajat Prawiranegara Kabupaten Serang.

Pemprov Banten juga menyiapkan dan menyalurkan bantuan tenaga medis berikut obat-obatan melalui Dinas Kesehatan Provinsi Banten berjumlah 4 dokter spesialis, 1 dokter umum, 7 perawat, 1 anastesi, dan 2 orang tenaga penunjang, serta 17 jenis obat-obatan untuk pertolongan pertama korban bencana. Selanjutnya Dinas PUPR Provinsi Banten mengirimkan alat berat guna membantu evakuasi korban-korban yang masih terjebak dan membersihkan puing-puing yang menghalangi akses evakuasi. Selain itu Dinas Sosial Provinsi banten secara sigap menyiapkan dapur umum serta menyiapkan tenda pengungsian guna melayani para korban bencana.

Ilustrasi: Dampak Tsunami di Pantai Carita Banten/AFP

Lampung Selatan

Sementara korban meninggal dunia di Kabupaten Lampung Selatan hingga Minggu (23/12/2108) pukul 20.00 WIB sebanyak 60 orang.

“Dari 60 korban meninggal dunia satu orang belum teridentifikasi  dan saat ini masih berada di kamar mayat RSUD Bob Bazar, Kalianda,” kata Kabid Dokkes Polda Lampung, Kombes dr Andri Bandarsyah, di Kalianda, Lampung Selatan, Minggu (23/12/2018) malam, seperti dikutip antaranews.com.

Korban yang belum teridentifikasi tersebut berjenis kelamin perempuan.

Sementara itu, Dirut RSUD Bob Bazar Kalianda, dr Diah Anjarini, mengatakan jumlah korban tsunami yang dibawa ke RS ini terdata 250 orang.

“Dari jumlah itu 19 di antaranya telah meninggal dunia,” kata Diah.

Dampak terparah tsunami di Kabupaten Lampung Selatan adalah  Desa Kunjur dan Desa Way Muli Kecamatan Rajabasa.

Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) menyatakan tak ada korban jiwa warga negara asing dalam tsunami yang menerjang pantai di Selat Sunda itu.

“Tidak ada korban warga negara asing. Semua warga Indonesia,” kata Kepala Pusat Data Informasi dan Humas Badan Nasional Penanggulangan Bencana Sutopo Purwonugroho, di Jakarta, Minggu (23/12/2018), melalui rilis media.

Ribuan Warga Mengungsi

Sementara itu ribuan warga yang berada di bibir pantai pesisir Lampung Selatan mengungsi ke sekolah-sekolah terdekat untuk mengantisipasi terjadinya tsunami susulan pada Minggu malam.

“Ada ribuan masyarakat yang mengungsi. Ada yang di sekolah-sekolah, di tempat dataran tinggi maupun di tempat saudaranya,” kata Kepala Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Lampung Selatan, Ketut Sukerta saat ditelpon dari Bandarlampung, Minggu (23/12/2018) malam, seperti dikutip antaranews.com.

Kondisi air laut di sepanjang Pesisir Lampung Selatan sampai saat ni masih dalam kategori waspada. Kondisi laut saat ini, masih mengalami pasang dan gelombang ombak setinggi satu meter.

“Masih waspada sampai malam ini. Masyarakat belum ada yang berani untuk pulang ke rumahnya,” kata Ketut.

Tsunami terjadi pada Sabtu (22/12/2018) sekitar pukul 21.27 WIB. Sebelumnya, Gunung Anak Krakatau di Selat Sunda, pada Sabtu Minggu (22/12/2018) pukul 17.22 WIB erupsi. [DAS]