Sama seperti negara-negara lainnya, perekonomian Indonesia pun sempat berada dalam kondisi yang mengkhawatirkan pada kuartal II.
Akan tetapi, seiring dengan berjalannya waktu dengan berbagai kontribusi masyarakat pada sektor perekonomian, didampingi dengan berbagai kebijakan fiskal dan moneter yang mendukung sektor-sektor kontributif tersebut, perekonomian Indonesia pun berangsur-angsur membaik.
Namun, meskipun kondisi perekonomian terlihat berangsur-angsur pulih, hal ini tidak menutup kemungkinan bahwa perekonomian bisa kembali melemah.
Karenananya, pemerintah, Bank Indonesia, Swasta, Lembaga-lembaga di Indonesia, dan masyarakat terus bersinergi dalam mendorong pemulihan ekonomi dan pertumbuhan jangka panjang.
Dari segi industri misalnya, Wakil Direktur Institute for Development of Economics and Finance (Indef) Eko Listiyanto menjabarkan tiga klaster industri yang dapat menjadi andalan untuk memulihkan konsumsi nasional di masa pandemi Covid-19.
Seperti industri yang berorientasi ekspor misalnya, ini perlu mendapatkan perhatian utama oleh pemerintah, terutama dalam mengedepankan vaksin bagi para pekerjanya yang belum divaksin, maka semuanya harus divaksin.
Hal ini dikarenakan, jika kegiatan industri berorientasi ekspor tersebut kembali bergerak, maka para pekerjanya dapat memperoleh penghasilan dan industrinya meraih pendapatan, sehingga hal ini dapat menggulirkan konsumsi.
Kemudian, industri kedua yang menjadi andalan adalah industri yang pertumbuhannya cukup tinggi seperti industri kesehatan dan digital. Industri kesehatan ini mencakup kepada farmasi. Sementara industri digital yakni layanan yang sifatnya menggunakan aplikasi.
Kemudian, yang ketiga, yakni industri yang berbasis agro atau pertanian dan perikanan. Sebetulnya, terdapat tren ketika pandemi Covid-19 saat ini, industri agro mendapat energi baru dalam konteks pemulihan ekonomi.
Padahal, sebelumnya anak-anak muda jarang melihat sektor pertanian dan perikanan sebagai sektor yang menarik untuk dimasuki, tetapi ketika pandemi terjadi maka kekuatan dari sektor pertanian sangat terlihat terus mengalami pertumbuhan.
Pertumbuhan itu bisa dilihat dari anak-anak muda dari generasi millenial yang mulai masuk ke dalam sektor pertanian, dan menggarap klaster industri agro ini dalam beberapa lini yang tidak selalu berkaitan dengan lini produksi. Seperti, distribusi dan inovasi yang mereka bisa lakukan. Hal ini dirasa akan memiliki potensi besar ke depan.
Pemulihan sektor industri ini, tak lain untuk mempercepat pengurangan pengangguran akibat pandemi ,sebagai salah satu cara dalam memulihkan konsumsi nasional.
Selain itu, cara lainnya adalah mengoptimalkan bantuan sosial untuk menopang pemulihan konsumsi jangka pendek, serta mengoptimalkan ekspor dan investasi guna mengakselerasi ekonomi.
Memang sejauh ini pemerintah telah berjuang keras untuk menopang ekonomi masyarakat. Semisal, sektor perlindungan sosial, dimana pemerintah mengalokasikan sejumlah dana untuk meningkatkan daya beli masyarakat ekonomi bawah, sekaligus mendorong konsumsi masyarakat.
Perlindungan Sosial tersebut diberikan antara lain melalui Bantuan Sosial (Bansos), Bantuan Langsung Tunai (BLT), Dana Desa, subsidi listrik, dan Program Keluarga Harapan. Pemerintah juga memberikan BLT BPJS Ketenagakerjaan untuk karyawan swasta yang mempunyai gaji Rp5 juta/bulan ke bawah. Pemerintah juga melakukan dukungan industri, kemudian Stimulus pada Kredit Usaha Rakyat (KUR), Insentif untuk usaha mikro kecil menengah (UMKM).
Selanjutnya Bank Indonesia (BI) juga telah melakukan berbagai kebijakan dalam rangka memitigasi risiko Covid-19 terhadap perekonomian, dan mendorong program Pemulihan Ekonomi Nasional (PEN), karena koordinasi antara fiskal dan moneter sangat diperlukan untuk menerapkan strategi yang tepat dan berdampak pada pemulihan ekonomi.
Dengan upaya yang dilakukan pemerintah, tentunya akan membawa optimisme bahwa ekonomi Indonesia tetap terjaga dan bisa tumbuh di kala pandemi menyerang. [WIS]
Baca juga: