Sebuah studi baru menunjukkan bahwa tidur siang meningkatkan kemampuan memecahkan masalah. Saat tidur, Rapid Eye Movement (REM) atau fase bermimpi memainkan peran penting.
Merangkum dari jurnal imliah yang diterbitkan di Wiley Online Library, para peneliti dari Universitas Negeri Texas melakukan eksperimen yang melibatkan 58 partisipan berusia 18-29 tahun.
Kerumunan ini dibagi menjadi dua kelompok, yaitu kelompok tidur siang yang beranggotakan 28 orang dan kelompok bangun yang berisi 30 anggota.
Kedua kelompok diminta memecahkan masalah target analogis, lalu istirahat selama 2 jam. Kelompok pertama tidur siang selama 110 menit selama waktu istirahat itu.
Eksperimen ini dilakukan di gedung akademik dalam kampus besar, di mana tempat parkir dan perumahan mahasiswa terletak jauh dari lokasi.
Hasilnya, peserta yang telah tidur siang memecahkan lebih banyak masalah target dibandingkan peserta yang tetap terjaga. Selain itu, kelompok pertama juga dapat memperhatikan kesamaan antara masalah pada set pertama dan kedua dengan lebih baik dibanding kelompok kedua.
Ini menunjukkan bahwa tidur meningkatkan kemampuan menggunakan transfer analog untuk memecahkan masalah target yang tidak dapat dipecahkan sebelum tidur.
Selama tidur, proses konsolidasi memori menstabilkan dan memperkuat pengetahuan yang baru diperoleh untuk penyimpanan jangka panjang, sehingga meningkatkan kemampuan mengingat. Perubahan kualitatif pada memori juga dapat terjadi. Ini bermanfaat untuk pemecahan masalah.
Integrasi dan abstraksi memori bergantung pada pemrosesan selama tahap 2 dan 3 dari tidur non-rapid eye movement (non-REM). Selanjutnya, fase REM diperlukan untuk menata ulang mental seseorang agar mampu memecahkan masalah secara kreatif dan menghasilkan solusi yang benar.
Proses ini difasilitasi oleh pelepasan norepinefrin dan serotonin oleh otak. Norepinefrin adalah senyawa yang meningkatkan kewaspadaan dan perhatian, serta memengaruhi siklus tidur-bangun, suasana hati, dan ingatan. Serotonin adalah hormon yang memengaruhi pembelajaran, memori, dan kebahagiaan.
Temuan dalam studi ini sesuai dengan penelitian sebelumnya, yang menunjukkan bahwa tidur siang meningkatkan kemampuan untuk memecahkan masalah baru.
“Hasil terkini menunjukkan bahwa ketika suatu masalah tampaknya tidak dapat dipecahkan, frasa “cukup tidur saja” mungkin ada benarnya, terutama jika tidur mencakup REM,” tulis para peneliti, dikutip dari jurnal ilmiah. Namun penelitian tambahan diperlukan untuk melihat hubungan antara REM dan pemecahan masalah analogis. [BP]