Ilustrasi/Istimewa

Koran Sulindo – Rangkaian doa dan syukuran atas pelantikan Joko Widodo-KH Ma’ruf Amin PDI Perjuangan melaksanakan tasyakuran sekaligus doa bersama. Ribuan kader PDI Perjuangan dari seluruh Jakarta memenuhi Tugu Proklamasi, Menteng, Jakarta Pusat, Minggu (20/10/2019).

Sekretaris Jenderal Hasto Kristiyanto memimpin tasyakuran dihadiripara Ketua DPP PDI Perjuangan seperti Wasekjen Sadarestuwati, Ribka Tjiptaning, I Made Urip, Mindo Sianipar, Nusyirwan Soejono, Djarot Saiful Hidayat, dan Wiryanti Sukamdani. Hadir juga Ketua DPD PDI P DKI Jakarta Adi Wijaya bersama sejumlah pimpinan DPC PDIP dari sekitar Jabodetabek.

Acara itu sendiri sudah dimulai sejak sore hari. Ribuan kader dan massa sudah menyemut di Tugu Proklamasi dengan berpakaian merah serta membawa bendera PDIP. Panggung musik disediakan dan rakyat larut dalam kegembiraan. Ditampilkan juga sejumlah atraksi seperti tari bendera merah putih lengkap dengan drum band yang bersemangat.

“Salam dari Ibu Megawati Soekarnoputri yang sekaligus menyampaikan salam penuh syukur karena Indonesia mencapai puncak demokrasi karena Bapak Jokowi dan Kiai Ma’ruf dilantik,” kata Hasto menyapa ribuan orang yang berkumpul.

“Semoga terpilihnya dan dilantiknya Jokowi-Kiai Ma’ruf Amin, semakin membawa kemajuan bagi indonesia Raya. Itulah keinginan kita,” ujarnya.

Hasto berharap kepemimpinan Jokowi menjadi menjadi momentum kader PDI Perjuangan untuk mengawal Indonesia menjadi pemimpin dunia.

Hasto menuturkan, pelantikan itu tentunya membanggakan bagi PDI Perjuangan sebagai parpol yang sejak awal terus bekerja keras membawa Jokowi sebagai pemimpin bagi seluruh rakyat Indonesia. PDI Perjuangan memastikan dan berkomitmen mendukung pemerintahan Jokowi-Kiai Ma’ruf sebagai pendukung utama.

Menurut Hasto, hal ini penting karena PDI Perjuangan ingin memastikan pemerintahan Jokowi periode kedua bisa membawa perubahan baik bagi daerah tertinggal, membawa kedamaian bagi semua daerah di Indonesia, serta mengangkat derajat warga miskin supaya lebih sejahtera.

“Mau tak mau, pemerintahan ke depan harus melakukan pendekatan multi dimensi, dan merangkul seluruh tokoh masyarakat. Dan kader PDI Perjuangan pun wajib mendukung dengan ikut membangun kekuatan gotong royong itu demi kemajuan Indonesia,” kata Hasto.

Dikatakan Hasto juga bahwa Jokowi sudah menyebut soal visi pembangunan nasional 2045. Dan tugas itu memang melekat dalam tugas ideologi PDI Perjuangan.

“Sebab Indonesia merdeka memang punya visi internasional, punya visi global, cita-cita sesuai isi pembukaan UUD 45. Dan paling penting kemerdekaan kita untuk membangun persaudaraan dunia,” katanya.

“Negara kita ini perlu Haluan Negara, visi jangka panjang agar rakyat adil makmur, pertanian maju, teknologi maju. Makanya kita berjuang menangkan pemilu. Kita yang akan emban tugas sejarah itu.”

Pada kesempatan itu, Hasto lalu mengajak agar semuanya mendoakan kepemimpinan Jokowi-Kiai Ma’ruf benar-benar bisa mewujudkan tugas ideologis yang diemban.

Hasto menambahkan, rakyat merupakan kekuatan utama Jokowi-Ma’ruf dalam memimpin negara lima tahun ke depan. Karena itu untuk menjadi negara yang adidaya seperti yang pernah dilakukan Proklamator RI Bung Karno, perlu dorongan dari segenap anak bangsa.

“Kita kekuatan utama Jokowi – Amin. Bu Megawati Soekarnoputri juga berpesan agar kita bersatu dengan rakyat. Berpesan agar tidak kenal lelah membangun peradaban,” kata Hasto.

Tasyakuran yang digelar di Tugu Proklamasi guna membawa semangat kemenangan sekaligus mengenang kemerdekaan yang ditandai dengan pembacaan teks proklamasi oleh Bung Karno. Di tempat sejarah ini, Hasto juga menginginkan kadernya agar membawa semangat dan harapan para pendiri bangsa.

“Dalam pidato Pak Jokowi, nyata-nyata bahwa Indonesia merdeka punya visi internasional, global, melindungi segenap tumpah darah. Bahwa kemerdekaan kita adalah membangun persaudaraan dunia. Karena itu visi kita perlu haluan negara, visi jangka panjang, bagaimana pertanian maju, teknologi maju dan anak-anak maju,” katanya.

Hasto mengingatkan saat Indonesia merdeka di bawah Soekarno, negara mampu menjadi pemimpin di Asia-Afrika pada 1955. Hasto juga menginginkan semangat itu hadir dalam kepemimpinan Jokowi. Salah satunya dengan pembenahan sumber daya manusia.

“Kita bukan bangsa pengemis, pemohon atau peminta-minta. Kita adalah bangsa yang berdiri di atas kaki sendiri,” tegas Hasto.

Sejumlah rohaniwan lalu maju untuk memimpin doa bersama itu. Doa dilakukan secara Islam, Kristiani, dan Hindu. Dan dilaksanakan secara bergantian. Semuanya lalu ikut berdoa dengan tenang dan khidmat.

Puncak syukuran dilakukan dengan pemotongan tumpeng.. Sembari menikmati hidangan, artis pelawak Kirun lalu maju menghibur rakyat yang larut dalam kegembiraan, dengan musik campur sari.

Hasto dan pimpinan DPP lainnya termasuk sejumlah anggota DPR seperti Rieke Diah Pitaloka dan Rano Karno ikut berjoget. [CHA]