Gereja Notre Dame de Fatima, Republik Afrika Tengah [Foto: Istimewa]

Koran Sulindo – Setidaknya 10 orang disebut tewas dan puluhan orang terluka karena penembakan di Gereja Notre Dame de Fatima, Republik Afrika Tengah. Penembakan itu terjadi ketika jemaat gereja sedang menggelar ibadah kebaktian.

Dari peristiwa tersebut, korban tewas termasuk pastor di gereja itu. Berdasarkan laporan Reuters berdasarkan pengakuan lembaga hak asasi manusia di Republik Afrika Tengah pelaku penembakan jemaat di gereja itu menggunakan senjata dan granat.

Diceritakan Musa Aliou, seorang pendeta yang selamat dari serangan tersebut, semua orang panik karena beberapa jemaat mulai melarikan diri. Desingan peluru terdengar di mana-mana. Granat dilemparkan ke pekarangan gereja. Dengan demikian, para jemaat terjebak di dalam gereja.

Petugas rumah sakit menyebutkan, sembilan mayat dipindahkan ke Rumah Sakit Bangui’s Community. Sedangkan Doctors Without Borders melaporkan enam mayat dan 60 orang yang terluka dilarikan ke rumah sakit. Keuskupan Agung Bangui mengakui salah satu korban tewas adalah pastor gereja itu bernama Albert Toungoumale Baba.

Pejabat Republik Afrika Tengah, beberapa peristiwa kekerasan kerap melibatkan kekerasan antar-agama. Pelaku penembakan jemaat gereja itu belum bisa diidentifikasi hingga saat ini. Serangan terhadap Gereja Notre Dame de Fatima juga pernah terjadi pada 2014. Serangan tersebut juga menyebabkan beberapa orang tewas termasuk pastor.

Menurut africanews.com, kendati pelakunya belum teridentifikasi, kekerasan atas nama agama sudah sering terjadi di Republik Afrika Tengah sejak 2013. Terutama dilakukan Muslim Seleka, pemberontak yang menggulingkan Presiden Francois Bozize. [KRG]