Koran Sulindo – Pengakuan bohong dan permintaan maaf Ratna Sarumpaet secara terbuka telah memecahkan teka-teki tentang dugaan penganiayaan terhadap dirinya.
Begitu disampaikan Direktur Ekskutif Indonesia Public Institute, Karyono Wibowo, kepada koransulindo.com, Rabu malam (3/10).
Menurut Karyono, pengakuan Ratna Sarumpaet tentang kebohongan yang ia lakukan ini merupakan tamparan keras bagi tim pemenangan Prabowo-Sandi.
“Ratna ibarat melempar kotoran sapi ke muka Prabowo, Sandiaga Uno, Amien Rais, Fadli Zon serta seluruh pendukung pasangan calon presiden Nomor Urut 02,” kata Karyono.
Akibat ulahnya, Ratna telah membuat malu pasangan capres nomor urut 2 yang diusung oleh Partai Gerindra, PKS, PAN dan Partai Demokat.
“Secara tidak langsung, perbuatan Ratna Sarumpaet tersebut mempermalukan ketua umum partai pengusung seperti SBY, Zulkifli Hasan, Mohamad Sohibul Iman beserta jajarannya,” kata dia.
Atas perbuatannya, sudah semestinya Tim Koalisi Adil Makmur perlu memberi sanksi tegas dan bila perlu diberhentikan dari tim pemenangan. Jika tidak, kata Karyono, justru akan semakin merusak citra Prabowo-Sandi.
Disampaikan Karyono, selain Ratna Sarumpaet, sosok pendukung Prabowo yang perlu diberi sanksi tegas dan ditertibkan adalah Fadli Zon.
Sebab, jika disimak sejumlah pernyataan Fadli Zon yang sangat yakin dengan keterangan aktivis yang juga pemain teater Ratna Sarumpaet, secara Fadli ikut memprovokasi dan meyakinkan Prabowo agar merespons kebohongan Ratna.
“Seharusnya, Fadli Zon melakukan pengecekan di lapangan, mengamati masalahnya, mencari informasi dari berbagai sumber dan menelitinya secara sungguh-sungguh atas laporan Ratna, bukan langsung mempercayai cerita begitu saja,” kata dia.
“Maka kalau saya jadi ketua umum partai seperti pak Prabowo, kader partai seperti Fadli Zon pasti saya pecat karena kerap membuat blunder politik akibat pernyataan-pernyataannya yang sejatinya justru membuat citra Prabowo dan Gerindra cenderung negatif.”
Akibat ulah Ratna Sarumpaet dan Fadli Zon yang reaksioner tentu akan berdampak negatif bagi pasangan Prabowo-Sandi. Kepercayaan rakyat akan menurun dan berpotensi menurunkan elektabilitas pasangan tersebut karena membuat citra Prabowo-Sandi semakin meningkat.
Perlu diketahui, pertarungan politik saat ini berhubungan erat dengan pertarungan persepsi. Karenanya, strategi komunikasi dan kemampuan membuat narasi serta penempatan juru bicara akan menentukan kemenangan dalam pertarungan persepsi.
“Atas kasus ini, publik akan mempersepsikan Prabowo sebagai pemimpin yang reaksionet, bisa dibohongi dan kurang cermat dalam membuat keputusan,” kata Karyono. [SAE/TGU]