Jakarta – Pertukaran tahanan besar antara Rusia dan Ukraina telah dimulai, Jumat (23/05/2025). Jumlahnya mencapai ratusan tahanan.
Melansir dari CNN, otoritas Ukraina dan Rusia tidak diharapkan untuk menyatakan secara terbuka bahwa pertukaran tahanan akan berlangsung hingga selesai.
Namun, Presiden AS Donald Trump melanggar konvensi itu pada hari Jumat, mengumumkan pertukaran tahanan di media sosial saat kejadian tersebut sedang berlangsung.
Kesepakatan untuk membebaskan 1.000 tahanan di masing-masing pihak merupakan satu-satunya hasil signifikan dari pertemuan antara Kyiv dan Moskow di Istanbul minggu lalu.
Perundingan itu menandai pertama kalinya kedua belah pihak bertemu secara langsung sejak serangan Rusia ke Ukraina pada Februari 2022.
Perundingan di Istanbul awalnya diusulkan oleh Presiden Rusia Vladimir Putin sebagai tanggapan terhadap ultimatum gencatan senjata atau sanksi yang diberikan kepada Moskow oleh sekutu Eropa Kyiv.
Banyak orang menganggap usulan itu merupakan upaya Putin untuk mengalihkan perhatian dan menunda.
Namun, meski kembalinya ratusan tahanan Ukraina akan menjadi kelegaan besar bagi keluarga dan orang-orang terkasih mereka, hal itu tetap agak mengecewakan karena menjadi satu-satunya hasil nyata dari pertemuan yang sangat dipuji itu.
Pertukaran tahanan telah terjadi secara berkala, yang terakhir terjadi pada awal bulan ini.
Markas Besar Koordinasi Ukraina untuk Perawatan Tawanan Perang, sebuah departemen pemerintah, mengatakan pada tanggal 7 Mei bahwa itu adalah pertukaran kelima di tahun ini dan yang ke-64 sejak Rusia menyerang Ukraina.
Departeman tersebut menyaksikan lebih dari 200 prajurit Ukraina kembali ke rumah mereka. 4.757 warga negara Ukraina lainnya juga telah dibebaskan sejak Maret 2022.
Ukraina dan sekutunya menuntut agar Rusia menyetujui gencatan senjata segera dan tanpa syarat di Istanbul, tetapi hal itu tidak terjadi.
Kyiv juga menawarkan pembicaraan langsung antara Presiden Volodymyr Zelensky dan mitranya dari Rusia, Vladimir Putin. [BP]