Menko PMK Puan Maharani saat meresmikan peruabhan nama RSUD Sukoharjo menjadi RSUD Ir Soekarno/kemenkopmk.go.id

Koran Sulindo – Menteri Koordinator Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan (Menko PMK), Puan Maharani, meresmikan perubahan nama rumah sakit umum Daerah (RSUD) Kabupaten Sukoharjo menjadi RSUD Ir. Soekarno.

Penggunaan nama proklamator sebagai identitas rumah sakit, membawa konsekuensi yang tidak ringan. Salah satunya adalah menjaga kredibilitas dari nama yang disandang.

“Tadi saya bertanya kepada pasien mereka cukup puas dengan pelayanan yang diberikan oleh rumah sakit, serta pelayanan Jamkesmas dan BPJS kesehatan berjalan sebagaimana mestinya,” kata Puan, Rabu (8/11), melalui rilis media.

Peresmian perubahan nama RSUD yang terletak di Jalan Dr. Moewardi yang digelar Selasa (7/11) kemarin itu ditandai penandatanganan prasasti dan penekanan tombol yang membuka kain selubung patung Ir. Soekarno oleh Puan.

Puan juga memberikan bantuan berupa pemberian makanan tambahan (PMT) untuk anak sekolah, balita, dan ibu hamil sebanyak 1,5 ton.

Bantuan lainnya berupa program keluarga harapan (PKH) untuk 30 kelompok usaha bersama senilai Rp 20 juta, ODF (Pembangunan Jamban) kepada 3.451 KK dengan total nilai Rp 5,17 miliar, Sertifikat Proda 485 sebanyak sertifikat, MOP (KB bagi bapak-bapak) sebanyak 6 orang, dan Paket Sembako untuk 147 keluarga miskin dengan nilai Rp 150.000 per paket.

Menurut Puan, mutu dan kualitas pelayanan kesehatan itu dapat diukur melalui akreditasinya. RSUD Kabupaten Sukoharjo lolos dalam standar akreditasi penilaian tertinggi.

“Jadikan rumah sakit tak hanya sebagai rujukan orang yang sakit, namun sekaligus fungsikan peran rumah sakit untuk sarana edukasi kesehatan. Buka rumah sakit bagi masyarakat yang ingin berkonsultasi mencegah sakit dengan upaya promotif preventif,” katanya.

Yang tak kalah penting, rumah sakit juga harus mampu menunjukkan keramahan dalam pelayanan, sehingga tak membuat masyarakat takut berobat dan khawatir ditolak atau tak dilayani. Oleh karena itu pelayanan kepada masyarakat harus dioptimalkan.

“Pengelolaan SDM rumah sakit harus prima, layani pasien dengan senyum, ikhlas, dan sabar. Pelayanan yang baik tak hanya pada saat pengobatan, namun berbagai layanan lainnya,” kata Puan. [DAS]