Koran Sulindo – Direktur Utama PT Pelni Insan P. Tobing mengaku, saat ini pihaknya memaksimalkan operasional layanan kargo atau angkutan barang, selama masa pandemi virus corona atau Covid-19.
Itu disampaikan Insan terkait ketatnya peraturan Pemerintah Daerah yang pada akhirnya membuat jumlah penumpang menurun drastis dibandingkan periode tahun lalu.
“Kapal-kapal Pelni punya kemampuan bukan hanya mengangkut penumpang, tetapi juga mengangkut barang, sehingga kapal penumpang yang tidak khusus mengangkut barang, kami optimalkan untuk angkut barang,” kata Insan, Jumat (19/6).
Saat ini, lanjut Insan, Pelni menyiapkan sejumlah kapal dengan berbagai tujuan dari Medan sampai Jayapura untuk mendukung agar distribusi barang tetap berjalan. Menurut Insan, pandemi corona memberi dampak terhadap industri transportasi secara signifikan, sehingga membuat Pelni harus menggeser bisnisnya dari angkutan penumpang, menjadi angkutan barang.
Insan memaparkan bahwa selama musim angkutan mudik tahun ini, Pelni hanya mampu mengangkut 700 penumpang dari kapasitas yang dimiliki mencapai 26 kapal dengan keterisian 1.000-2.000 per kapal.
Padahal jika dibandingkan saat kondisi normal, penumpang yang menggunakan Pelni saat peak season mudik bisa mencapai 390.000 orang. Sejumlah kapal Pelni pun harus bersandar di pelabuhan.
“Dari sisi hitung-hitungan bisnis, tidak memungkinkan kita jalankan dengan kondisi sekarang. Akhirnya kami memilih portstay kapal-kapal dalam posisi standby di Tanjung Priok, Surabaya dan Makassar, bila diperlukan cukup mudah menggerakkan kapal-kapal tersebut,” kata Insan.
Insan menambahkan bahwa sebetulnya angkutan barang telah menjadi bagian dari upaya transformasi yang akan dilakukan Pelni, terutama sejak 2016 BUMN tersebut mendapat PMN untuk membeli kapal barang untuk dijalankan pada Program Tol Laut. [WIS]