Ketua Umum PKB Muhaimin Iskandar [Foto: Istimewa]

Koran Sulindo – Wakil Ketua DPR Muhaimin Iskandar mendukung peningkatan investasi dan memberikan insentif untuk sektor pertanian. Pasalnya, sektor pertanian disebut Badan Pusat Statistik (BPS) menjadi penopang produk domestik bruto (PDB) pada Kuartal II/2020 dengan pertumbuhan 2,19% secara tahunan (yoy).

“Peningkatan investasi pemerintah dapat dilakukan melalui pemberian kredit pertanian, meningkatkan pendaaan penelitian dan pengembangan pertanian, intensifikasi penggunaan teknologi pertanian dan peningkatan jumlah angkatan petani-petani baru,” kata Muhaimin dalam keterangan resminya di Jakarta, Jumat (7/8).

Cak Imin demikian sapaannya mengatakan, pemerintah juga perlu memberikan insentif kepada petani. Sebab, kenaikan nilai tukar petani (NTP) pada Juli 2020 belum sepenuhnya menguntungkan petani saat ini. Terlebih infrastruktur yang tidak merata terutama untuk mengangkut hasil panen dan panen raya yang berbarengan.

“Ini masalah selalu berulang. Harus ditemukan mekanisme penyerapan dan distribusi yang baik supaya tidak ada penumpukan saat panen. Harus dicari terobosan bagaimana improvisasi pada aspek distribusi hasil pertanian,” kata pria yang sering disapa Gus Ami ini.

Pemerintah, kata Cak Imin, diharapkan dapat menyerap hasil produksi petani dengan harga yang layak sehingga dapat mendongkrak NTP petani. Terutama sub-sektor tanaman pangan dan hortikultura.

Menurut Cak Imin, pertanian merupakan sektor pengungkit pertumbuhan ekonomi yang dapat diandalkan. Perubahan orientasi pertanian di Indonesia harus diarahkan kepada konsep kedaulatan pangan sebagaimana tercantum dalam Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional (RPJMN) dan telah menjadi visi pemerintahan.

“Prinsip-prinsip kedaulatan pangan juga sudah sesuai dengan Deklarasi PBB tentang Hak Asasi Petani dan Rakyat yang Bekerja di Pedesaan (UNDROP) menjadikan para petani dan nelayan sebagai produsen utama yang menghasilkan pangan tanpa tergantung importasi. Distribusi lahan melalui program reforma agraria dan diversifikasi pangan justru lebih tepat untuk segera dilaksanakan saat ini. Ini sekaligus dapat menjadi solusi di tengah krisis pangan disaat pandemi Covid-19 seperti saat ini,” katanya.

Sebelumnya, BPS merilis pertumbuhan ekonomi nasional pada Kuartal II/2020 tumbuh -5,32%. Secara kuartalan ekonomi terkontraksi 4,19% dan secara kumulatif terkontraksi 1,26%.

Namun, di saat bersamaan PDB sektor pertanian tumbuh 16,24% secara kuartalan (q to q) pada Kuartal II/2020. [KRG]