Sementara itu, Wakil Ketua DPR Fahri Hamzah meminta pemerintah segera melakukan penyelidikan terhadap temuan benih dan tanaman cabai, bawang daun, dan sawi hijau yang mengandung bakteri tersebut. “Harus ada investigasi, sebab akan menjadi perang biokimia. Ini sangat berbahaya, penyelundupan barang-barang pertanian. Pusat karantina harus membuat laporan dan juga Kementan, ini kasus seperti apa, sengaja atau tidak sengaja,” ujar Fahri Hamzah di Gedung Parlemen, Jakarta, Kamis (8/12).

Dalam pandangan Fahri, ini bisa diduga mengarah perang biokimia. Karena itu, pihak Kementrian Pertahanan juga harus terlibat, mengingat dapat membahayakan jiwa rakyat Indonesia. “Kemenhan juga harus terlibat ini karena juga mengancam pertahanan negara kita,” tuturnya.

Senada dengan Fahri, Wakil Ketua Komisi IV DPR Viva Yoga Mauladi juga meminta kepolisian mengusut kasus ini. Menurut dia, kasus ini adalah bagian dari bioterorisme karena menebarkan penyakit bakteri ke wilayah Indonesia. “Jika penyakitnya sudah menyebar luas, biasanya ada obat khusus yang diproduksi oleh pabrik. Ini adalah aksi bioterorisme yang menggunakan makhluk hidup,” tutur Viva, Jumat (9/12). Harusnya, tambah Viva, pemerintah lebih memperketat seleksi dan verifikasi semua bahan impor untuk memproteksi sumber daya genetik Indonesia.

Karena itu, Komisi IV DPR pun kini tengah melakukan revisi terhadap Undang-Undang Karantina dan mengusulkan agar terbentuk Badan Karantina Nasional yang integratif, menggabungkan organisasi kerja karantina yang menyebar ke beberapa Kementerian.”Namun pemerintah masih menolak terhadap gagasan ini. Kita pun meminta pihak Kementerian Pertanian dan Kementerian Perdagangan harus proaktif membantu pengusutan kasus ini mengapa sampai terjadi,” ujarnya.