Ilustrasi: Puti Guntur Soekarno sewaktu event Mlaku-mlaku nang Tunjungan/pdiperjuanganjatim.com

Koran Sulindo – Calon Wakil Gubernur Jawa Timur Puti Guntur Soekarno melakukan safari politik ke Tulungagung, hari ini. Selain bertemu masyarakat, Puti juga berziarah ke makam leluhur Bung Karno, yaitu eyang canggahnya, Raden Hardjodikromo, dan pengasuh Bung Karno saat masih kecil, Sarinah, di Kelurahan Kepatihan.

“Tulungagung adalah basis penting dari PDI Perjuangan. Kami ingin menang tebal di daerah itu, selain juga Kediri Raya dan Blitar Raya. Begitu pula dengan Trenggalek, yang menjadi target menang untuk Gus Ipul dan Mbak Puti,” kata Sekretaris DPD PDI Perjuangan Jawa Timur, Sri Untari, di Tulungagung, Senin (26/2/2018), seperti dikutip pdiperjuangan-jatim.com.

Pada Pemilu 2014 lalu, PDIP menjadi pendulang suara terbanyak di Tulungagung, dan berhasil mendudukkan kadernya di kursi Ketua DPRD Tulungagung. Sedangkan untuk kursi DPRD Jawa Timur serta DPR RI, PDIP meraih tiga kursi.

Selain Tulungagung, PDIP juga mematok kemenangan di wilayah Mataraman lain, seperti Ngawi, Magetan, Ponorogo, Kota Madiun, dan Kabupaten Madiun.

“Pacitan akan kami garap khusus. Kami ingin menang tebal di semua daerah Mataraman. Semua kekuatan akan diturunkan untuk meraih suara maksimal bagi Gus Ipul-Mbak Puti,” kata Untari

Sementara itu, Puti saat bertemu calon petahana Bupati dan Wakil Bupati Tulungagung, Syahri Mulyo-Maryoto Bhirowo, di Tulungagung, mengatakan akan memperkuat kerja-kerja politik untuk memenangkan Pilkada Jawa Timur dan Pilkada Tulungagung.

Ajakan bersinergi dalam pilkada serentak itu langsung direspons positif oleh Sahto.

“Setuju, Mbak. Semua kekuatan partai dan relawan telah bekerja keras. Kebetulan kami punya nomor yang sama, nomor 2. Jadinya mudah untuk kampanye,” kata Syahri, seperti dikutip antaranews.com.

Koordinator juru kampanye Gus Ipul-Puti di Mataraman, Budi ‘Kanang’ Sulistyono menargetkan perolehan suara 60 persen lebih di Mataraman.

“Ketika masyarakat awam kenal dengan Mbak Puti, saya yakin mereka akan jatuh cinta dan memilih beliau. Saya targetkan suara kemenangan Gus Ipul-Mbak Puti di Mataraman ini lebih dari 60 persen,” kata Kanang.

Sementara itu, Ketua DPD PDI Perjuangan Jawa Timur Kusnadi mengatakan partainya menargetkan kemenangan di Pilkada Tulungagung.

“Kerja sama yang baik antara pemenangan Gus Ipul-Mbak Puti dan Calon Bupati Syahri Mulyo akan memberi hasil yang menarik,” kata Kusnadi.

Mlaku-mlaku nang Tunjungan

Sebelumnya, Puti malam akhir pekan, Sabtu (24/2/2018) lalu menyusuri Jalan Tunjungan yang malam itu dipadati warga Surabaya.

Puti yang ditemani Wali Kota Tri Rismaharini, langsung menarik perhatian warga yang datang dari penjuru Kota Pahlawan tersebut.

Selama mengiringi Puti di event ‘Mlaku-Mlaku Nang Tunjungan’ itu, Risma tak henti-hentinya memperkenalkan Puti sebagai calon wakil gubernur, kepada warga yang hadir.

“Saya ingin menikmati keramaian Jalan Tunjungan yang terkenal itu. Ini juga rehat kampanye, jadi sekalian saya refresh pikiran, ketemu arek-arek Suroboyo bikin semangat lagi,” kata Puti, saat di depan gedung Siola.

Puti tampil dengan kerudung merah dan pakaian lurik bergaya Jawa yang dia beli dari salah satu pasar tradisional saat berkunjung ke Kediri beberapa waktu lalu.

“Apa kabar Pak, Ibu? Apa kabar Cak? Selamat malam mingguan ya,” kata Puti, menyapa warga.

Sepanjang 500 meter menapaki Jalan Tunjungan, warga yang hadir memanggil-manggil nama Puti dan Risma. Jalan tersebut ditempuh dalam waktu hampir satu jam, karena keduanya melayani warga berfoto bersama.

Dosen tamu Kokushikan University Jepang tersebut menilai dalam event ada gerakan ekonomi kerakyatan, karena Pemerintah Kota (Pemkot) Surabaya memamerkan hasil kreasi warga untuk dijual, mulai es degan kemasan, semanggi, hingga lontong balap. Ada sekitar 120 produk yang dijual warga Surabaya yang diserbu ribuan pengunjung.

“Inilah warga Surabaya yang mampu disiplin dan menciptakan peluang bersama. Event ini bisa menggairahkan ekonomi masyarakat,” katanya.

Jalan Tunjungan memang punya nilai historis penting. Di sinilah terletak Hotel Yamato yang menjadi tempat perobekan warna biru pada bendera Belanda oleh arek-arek Suroboyo, sehingga tinggal merah-putih.

Di jalan ini juga berdiri Gedung Siola yang pernah dijadikan tempat pejuang Surabaya menyusun strategi dalam melawan Inggris saat pertempuran bersejarah 10 Nopember.

“Event yang luar biasa bagus. Unsur ekonomi kerakyatan berpadu dengan sejarah dan keguyuban yang kental antar ribuan warga yang menyatu,” kata Puti. [DAS]