koransulindo.com – Patung Garuda Wisnu Kencana (Patung GWK) kini tegak sudah di Taman Budaya Garuda Wisnu Kencana yang luasnya 240 hektar. Ia berada di Jalan Raya Uluwatu, Desa Ungasan, Kuta Selatan, Bali. Kawasan yang dulunya merupakan area penambangan kapur liar.
Dipilihnya kawasan ini untuk lokasi Patung GWK adalah, karena kawasan ini merupalan tanah yang tandus. Dengan demikian, diharap akan meminimalisir kerusakan lingkungan yang mungkin terjadi selama pembangunan megaproyek tersebut.
Wujud Garuda Wisnu Kencana dipilih karena dalam agama Hindu inilah wujud dari Dewa Wisnu sang Dewa Pemelihara, yang sedang mengendarai seekor burung Garuda sebagai wahananya. Wujud yang berasal dari kisah Dewa Wisnu yang melindungi Garuda, yang berkorban untuk menyelamatkan ibunya.
Sedangkan kencana berarti emas. Tahta tempat patung Garuda dan Dewa Wisnu berdiri, dilapisi emas.
Mengutip Kompas.com, Patung GWK mulai digagas pada 1989 oleh pematung terkenal I Nyoman Nuarta dan beberapa petinggi negara pada masa itu. Menteri Pariwisata, Pos, dan Telekomunikasi Joop Ave; Menteri Pertambangan dan Energi IB Sudjana; dan Gubernur Bali Ida Bagus Oka. Pada 1990, Presiden Suharto menyetujui megaproyek ini.
Dengan modal awal dari BUMN Bali Tourism Development Corporation (BTDC), pembangunann Patung GWK dimulai pada 1997. Dengan pematung I Nyoman Nuarta sebagai pembuatnya. Megaproyek ini sempat terhenti karena krisis moneter pada 1998.
Awalnya, banyak pemuka agama Hindu Bali yang menolak pembangunan Patung GWK. Karena, ukuran patung yang megabesar dikhawatirkan akan mengganggu keseimbangan spiritual Pulau Bali. Dirasa tak etis pula untuk menjadikannya sebagai tujuan wisata.
Meski demikian, pembangunan tetap dilakukan. Karena, sebagian besar masyarakat di Pulau Bali ternyata menganggap keberadaan Patung Garuda Wisnu Kencana akan mampu meningkatkan kunjungan wisatawan ke Pulau Bali.
Proses pembuatan dilakukan oleh I Nyoman Nuarta di studionya yang berada di kota Bandung, Jawa Barat. Desain patung terdiri dari 24 segmen dengan total modul sebanyak 754. Bahan patung yang digunakan adalah logam tembaga dan kuningan, dan dilapis oleh zat asam patina.
Setelah memakan waktu lama dan menelan biaya pembuatan sekitar Rp450 miliar, akhirnya Patung GWK berhasil menjadi salah satu ikon pariwisata atau lambang kebudayaan kepariwisataan Bali khususnya, dan Indonesia pada umumnya. Sekaligus, sebagai simbol dari misi penyelamatan lingkungan dan dunia.
Tingginya sekitar 121 meter dari permukaan tanah atau 271 meter dari permukaan laut, dengan lebar 64 meter. Dengan ketinggian seperti itu, Patung GWK menjadi salah satu patung tertinggi di dunia. Mengalahkan Patung Liberty di Amerika Serikat yang tingginya adalah 93 meter.
Patung GWK mempunyai jarak pandang dengan radius sampai 20 kilometer. Sehingga, dapat terlihat dari Kuta, Sanur, Nusa Dua, bahkan Tanah Lot.
Setelah proses pembuatan yang memakan waktu lama dan diawali dengan kontroversi, akhirnya pada 22 September 2018 patung raksasa Garuda Wisnu Kencana diresmikan oleh Presiden Joko Widodo. [NiM]
Baca juga:
- Pameran Koleksi Seni Istana Presiden Jilid ke-3 Digelar
- Buka Pameran Lukisan, Megawati: Jadikan Kantor Partai Rumah Budaya