Ilustrasi: KH Ma'ruf Amin menghadiri Harlah NU ke-93 sekaligus deklarasi dukungan kepada pasangan calon nomor urut 01, di Purwakarta, Jawa Barat/Istimewa

Koran Sulindo – Jajaran Pengurus Cabang Nahdatul Ulama (PCNU) Kabupaten Purwakarta, Jawa Barat, membulatkan tekad untuk memenangkan Jokowi-KH Ma’ruf Amin.

Acara peringatan Harlah NU ke-93 dan Milad Ponpes Al Muhajirin ke-26 di Sukamulya, Purwakarta, Sabtu (16/2/2019), sekaligus deklarasi dukungan kepada pasangan calon nomor urut 01 tersebut. Kiai Ma’ruf Amin turut hadir bersama jajaran PC NU Kabupaten Purwakarta, jajaran pemimpin Ponpes Al Muhajirin, Wakil Gubernur Jabar Uu Ruzhanul Ulum, serta ribuan ulama, santri, dan masyarakat setempat.

KH Bahir Muhlis, Ketua PCNU Kabupaten Purwakarta membacakan deklarasi tersebut, yang diikuti seluruh pengurus.

Dalam poin deklarasinya, PCNU Kabupaten Purwakarta menyatakan siap sedia menjadi penggerak dan penjaga Islam rahmatan lilalamin yang berakidah ahlulsunnah wal jamaah an nahdliyah dalam kehidupan berbangsa dan bernegara.

“Dan sebagai bentuk tanggung jawab warga negara yang berpedoman pancasila dan NKRI,” kata Kiai Bahir. “Kami keluarga besar NU Kabupaten Purwakarta menyatakan akan berjuang memenangkan Joko Widodo dan KH Ma’ruf Amin sebagai presiden dan wakil presiden 2019-2024.”

Sementara itu, Kiai Ma’ruf, dalam salah satu poin tausiahnya bicara soal komitmen NU menjaga NKRI di tengah upaya sejumlah pihak menyuarakan soal khilafah.

Dijelaskan, baginya khilafah adalah hal yang islami. Tapi bukan hanya khilafah yang islami. Kerajaan dan keemiran juga islami. Makanya ada Kerajaan Arab Saudi dan Yordania, atau Keemiran Kuwait serta Qatar.

Begitupun republik, kata Kiai Ma’ruf, juga Islami. Makanya ada NKRI, Republik Mesir, dan Republik Turki.

“Pertanyaannya, kenapa kita tidak khilafah? Karena dia tertolak secara otomatis, karena menyalahi kesepakatan. Apa saja yang menyalahi kesepakatan, pasti ditolak,” katanya.

Menurut Ma’ruf, Indonesia adalah hasil kesepakatan. Apa saja yang tak sesuai dengan kesepakatan itu, seperti khilafah, pasti tertolak dengan sendirinya.

Komitmen NU membela NKRI adalah harga mati, sebab berpijak pada prinsip itu. Dan hal itu jelas dinyanyikan dalam mars NU ‘Yalal Wathan’.

“Siapapun yang mau ganti NKRI, akan berhadapan dengan santri NU,” kata Ma’ruf. [CHA]