Sulindomedia – Lantaran terlambat menghadiri acara peluncuran program “Peta Desa untuk Percepatan Pembangunan Desa” di University Club Universitas Gadjah Mada-Yogya, Rabu (24/2/2016), Menteri Desa Pembangunan Daerah Tertinggal Marwan Djafar marah-marah. Bahkan, ia meminta Direktur Maskapai Penerbangan Garuda Indonesia diganti.
“Ganti direktur Garuda Indonesia. Garudanya bobrok,” kata Marwan Djafar di depan ratusan peserta seminar.
Marwan semestinya berangkat dari Jakarta naik pesawat Garuda Indonesia pukul 08.00 WIB, mengingat akan tampil sebagai pembicara pukul 09.00. Namun, ia terlambat datang ke bandara, sehingga dijadwalkan terbang pukul 10.00 dan diperkirakan tiba di
Yogya pukul 11.00. Nyatanya, ia baru tiba di Yogya pukul 13.30, karena pesawat delay.
“Ini kan jelas sekali merugikan jadwal saya yang akan menghadiri acara penting,” ungkapnya.
Kekecewaan Marwan juga dipicu karena tak ada penjelasan dari pihak manajemen Garuda Indonesia ihwal penundaan, di samping juga tak ada kompensasi selama menunggu. “Kalau kita terlambat 2-3 menit saja, tak ditunggu; namun kalau maskapai yang delay lama, kita tak diberikan apa pun,” tuturnya kesal.
Terhadap pelayanan yang mengecewakan tersebut Marwan menilai hal tersebut tak sesuai dengan instruksi Presiden Joko Widodo yang meminta pelayanan terhadap konsumen atau publik dilakukan dengan cepat sesuai dengan pencanangan revolusi mental.
Marwan juga menilai pengelolaan maskapai Garuda Indonesia sangat berantakan. Sepengetahuannya, BUMN tersebut mengalami kerugian terus, tidak pernah untung.
“Saya 10 tahun di Komisi V DPR, tidak ada sejarah Garuda untung, rugi terus,” tuturnya. [YUK/PUR]