Koran Sulindo – Investasi dengan membeli produk properti masih digemari banyak orang. Yang dibeli bukan saja rumah, apartemen, dan ruko, tapi juga gedung perkantoran dan gudang.
Keuntungan dari investasi ini bisa didapat antara lain dengan menyewakan produk properti tersebut. Selain itu, nilai properti umumnya akan terus meningkat seiring berjalannya waktu. Bahkan, bisa dikatakan, sangat sedikit nilai produk properti yang merosot saat akan dilego oleh pemiliknya. Biasanya nilainya turun karena sebab-sebab khusus, seperti adanya bencana atau krisis ekonomi.
Artinya, selain berfungsi sebagai kebutuhan pokok untuk hunian, produk properti juga bisa digunakan untuk menyimpan aset yang secara nilai akan terus naik. Namun, tetap ada kekurangannya: relatif tak cepat untuk bisa diuangkan (non-liquid), tak seperti produk tabungan dan emas.
Sekarang ini ada begitu banyak cara untuk berinvestasi melalui properti. Ada yang membeli saat masih berupa gambar, sehingga potensi kenaikan nilainya lebih tinggi begitu sudah jadi atau ada produknya. Ada juga yang membeli properti di daerah-daerah yang ada kampus atau perkantoran, sehingga potensi imbal sewanya juga sangat menggiurkan.
Bagaimana dengan berinvestasi properti di luar negeri? Jangan dianggap mahal dan sulit dulu. Nyatanya, harga rumah-rumah di Amerika Serikat (AS) saja tidak jauh berbeda dengan di kawasan Jakarta, Bogor, Depok, Tangerang, dan Bekasi (Jabodetabek). Malah, gara-gara dihantam krisis ekonomi, khususnya untuk industri propertinya sejak tahun 2013 lalu, harga rumah di AS cenderung turun.
Nah, jatuhnya harga properti itu dimanfaatkan banyak investor. Salah satunya AU1 Property, sebuah perusahaan investasi realestat dan pengembang dari Atlanta, Amerika Serikat.
AU1 Property membeli rumah bekas (seken) yang kemudian direnovasi dan diisi dengan berbagai perabotan (fully furnished). Rumah-rumah itu ditawarkan kepada investor di seluruh dunia, termasuk yang ada di Indonesia.
Sejak tahun 2014 lalu, di Indonesia, perusahaan tersebut menawarkan produk propertinya berupa rumah 3-4 kamar, dengan luas tanah 600-4.000 meter per segi, seharga Rp 800 juta sampai Rp 1 miliaran. Lokasinya tersebar di Chicago (Illionis), Indianapolis (Indiana), dan Detroit di Michigan.
Konsumen atau investor di kawasan Asia, termasuk Indonesia, memang disasar perusahaan itu. Alasannya: perekonomian Asia masih tumbuh cukup baik. Para investor yang membeli rumah pun ditawarkan imbal hasil (yield) dari sewa 8% sampai 11% persen per tahun.
Chief Executive Officer RE/MAX Indonesia, Monica Nardi, mengatakan konsumen atau investor melirik properti di luar negeri seperti itu karena prospek pasarnya cukup bagus. Belum lagi ada beberapa kemudahan yang diberikan, seperti pengenaan pajak yang rendah dan dukungan pembiayaan perbankan.
“Sekarang ini era pasar bebas dan investasi di sektor properti semakin besar dan luas. Pemainnya dari seluruh dunia karena itu kami sebagai broker juga harus mengikuti perkembangan ini dan tidak boleh lagi jago kandang. Kami harus mampu memasarkan produk properti dari luar negeri atau menawarkan properti lokal ke pembeli dari negara lain,” kata Monica. Perusahaan yang Monica pimpin sendiri, RE/MAX, merupakan perusahaan agen properti dari AS.
Sekarang ini, harga rata-rata rumah yang termurah di AS ada di Detroit. Harganya mulai US$ 40 ribuan atau kuran-lebih Rp 600 jutaan. Umumnya, lokasinya di pinggir kota, namun dengan aksesibilitas dan sarana transportasi yang sangat baik. Konsumen juga bisa membeli dengan pinjaman bank di sana, dengan bunga yang cukup rendah, hanya 5%.
Pembeli juga akan mendapatkan jaminan sewa yang dilindungi asuransi. Harga rumahnya juga sudah termasuk premi asuransi.
Diungkapkan Dolf de Ros, Principal & Partner of Helix Homes, perusahaan properti di AS juga, generasi muda di AS sekarang tidak mementingkan untuk membeli rumah. Dengan begitu, pasar hunian sewa lebih besar dibandingkan dengan yang mau membeli.
“Karena itu, skema investasi ini menjadi sangat menarik. Karena, dengan harga yang terjangkau, orang sudah bisa membeli rumah dengan adanya kepastian sewa yang dijamin oleh asuransi,” ujarnya. Rata-rata, rumah yang ditawarkan Helix Homes adalah tipe 150 meter per segi, dengan luas lahan 300 meter per segi.
Pihak Helix Homes juga menjamin calon penyewa rumah itu nanti juga tidak sembarangan orang. Ada proses seleksi oleh Helix Homes, untuk mendapatkan kepastian kemampuan penyewa dan jaminan properti yang disewakan tidak rusak. Investor akan merasa lebih terjamin karena propertinya lebih aman.
Masalahnya sekarang, dolar AS lagi berjaya dan rupiah sedang letoy belakangan ini. Seperti kata Presiden Joko Widodo dalam rapat terbatas 31 Juli 2018 lalu di Istana Bogor, negara Indonesia sekarang ini lagi butuh dolar AS. Haruskah kita lepaskan dolar AS “pulang kampung” demi kita pribadi atau keluarga kita meraih untung, sementara negara kita sedang morat-marit seperti kata Jokowi? [HAN]