Kucing oren terkenal karena sejumlah stereotip tentang kepribadian mereka. (Sumber: Pexels)

Kita telah familiar dengan stereotip kucing hitam, yaitu membawa sial dan berkaitan dengan hal-hal mistis atau menyeramkan di beberapa negara. Tapi ternyata kucing oren juga mendapat reputasi buruk.

Kucing oren merupakan salah satu kucing yang paling dikenal di dunia karena bulunya yang berwarna oranye terang dan terkadang bergaris-garis (tabby).

Kucing oren sering dianggap lebih agresif, nakal, rentan melarikan diri, manipulatif, suka berbuat onar, barbar, konyol, atau kurang cerdas. Karena stereotip ini, banyak orang menyebut kucing oren lebih kacau dibandingkan dengan kucing berwarna lain.

Istilah perilaku kucing oren (orange cat behavior) bahkan menjadi tren di TikTok dan media sosial lain dalam beberapa tahun terakhir. Istilah ini sering dipakai untuk menunjukkan perilaku kucing oren yang tidak terduga.

Sayangnya, tren di media sosial itu semakin memperkuat mitos bahwa kucing oren lebih buruk dari kucing hitam. Pertanyaannya adalah apakah memiliki warna oranye benar-benar memengaruhi perilaku kucing?

Jawabannya adalah tidak. Faktanya, ilmu pengetahuan mengatakan bahwa tidak ada yang namanya perilaku kucing oren.

Ahli perilaku hewan Amerika Serikat Dr. Mikel Delgado menegaskan tidak ada penelitian yang menunjukkan adanya pengaruh warna bulu terhadap kepribadian kucing.

“Ada studi berbasis survei yang menunjukkan bahwa manusia mungkin berpikir ada perbedaan dalam perilaku atau kepribadian kucing berdasarkan warna bulu. Namun, belum ada studi hingga saat ini yang menemukan hubungan antara warna bulu dan perilaku melalui pengujian langsung pada kucing,” katanya, dikutip dari Kinship.

Ahli perilaku kucing AS Kristiina Wilson juga mengungkapkan bahwa orang-orang hanya mencari-cari pola yang sebenarnya tidak ada pada kucing oren.

“Orang mendengar atau memutuskan bahwa kucing oranye bertindak dengan cara tertentu, dan ketika si kucing melakukannya, orang tersebut mencatatnya. Namun, setiap kali mereka tidak bertindak seperti itu, otak mereka tidak benar-benar menyimpan informasi tersebut,” ujarnya.

Terlepas dari stereotip, para ahli lain menyebut kucing oren sebagai kucing paling spesial karena mereka lebih penyayang, ramah, penasaran, dan memiliki keterampilan pemecahan masalah yang mengesankan. Banyak juga kucing oren juga lebih tenang, santai, dan pasif.

Selain itu, tingkah kucing oren yang enegik dan senang bermain menunjukkan bahwa mereka ingin berinteraksi dengan manusia. Mereka juga memiliki kecenderungan untuk membentuk ikatan yang kuat dengan pemilik dan keluarga mereka.

Populasi kucing oren jantan lebih besar dari betina, dan mereka cenderung lebih sosial dan penyayang terhadap manusia.

Selain lebih penyayang, banyak kucing oren juga bersikap baik terhadap hewan peliharaan lain, seperti anjing dan kucing lainnya. Ini memudahkan mereka untuk beradaptasi dalam rumah yang memiliki banyak hewan peliharaan.

Kemungkinan besar sifat-sifat baik ini merupakan kombinasi dari beberapa faktor, seperti genetik, sosialisasi dini, dan lingkungan pengasuhan yang kucing oren tempati. [BP]