Pada tanggal 1 Maret 1692, Sarah Good, Sarah Osborne, dan Tituba dibawa ke hadapan hakim setempat di Salem Village, Massachusetts. Penangkapan ini menandai awal dimulainya Pengadilan Penyihir Salem (Salem Witch Trials).
Selama proses interogasi, semua perhatian tertuju pada Tituba, seorang wanita penduduk asli Amerika yang diperbudak. Dia tinggal di Salem Village, Massachusetts, pada akhir tahun 1600-an. Pada masa itu, perbudakan di negara-negara koloni sedang meningkat, dan Hindia Barat dengan cepat menjadi pusat perdagangan budak terpenting di Eropa.
Tituba sering digambarkan sebagai seorang wanita gemuk, namun kenyataannya dia mungkin tidak seperti yang digambarkan. Dia diduga menikah dengan sesama budak bernama John Indian dan memiliki seorang putri bernama Violet.
Upaya dan Pengakuan
Hanya sedikit yang diketahui tentang Tituba. Menurut situs Women & the American Story, catatan sejarah tidak memuat informasi apa pun tentang kehidupan awalnya atau bagaimana dia menjadi budak. Pada tahun 1692, dia tinggal dan bekerja sebagai asisten rumah tangga di rumah Pendeta Samuel Parris, pendeta Salem Village.
Ketika putri pendeta Parris, Betty, dan keponakannya, Abigail Williams, jatuh sakit secara misterius pada bulan Januari 1692, muncul kecurigaan bahwa ada seorang penyihir yang menyiksa mereka. Seorang anggota gereja menyuruh Tituba membuat kue penyihir untuk mengungkap identitas si penyihir.
Tituba mengikuti instruksi tersebut. Dia mencampurkan urin Betty dan Abigail dengan tepung gandum hitam, lalu memberikan kue itu kepada anjing keluarga Parris. Tidak terjadi apa-apa dan pendeta Parris marah. Tituba lantas dituduh melakukan praktik sihir.
Pendeta Parris dan penasihatnya yang paling tepercaya mulai memeriksa Tituba. Awalnya, dia menyangkal bahwa dia adalah seorang penyihir.
Namun ketika para hakim mulai menginterogasi, dia mengatakan Iblis telah mendatanginya dan memintanya untuk bergabung dengannya. Dia mengklaim telah melihat Sarah Osborne dan Sarah Good menggunakan sihir untuk menyakiti Betty dan Abigail.
Dia juga menyebut bahwa Sarah Good dan Sarah Osborne memiliki setan dalam bentuk hewan peliharaan yang membantu mereka melakukan kejahatan.
Keesokan harinya, para hakim mewawancarai Tituba di sel penjaranya. Tituba mengklaim telah menandatangani buku Iblis dengan darah, dan bahwa Iblis telah menunjukkan tanda tangan Sarah Good dan Sarah Osborne kepadanya. Dia lalu mengklaim bahwa kedua wanita itu telah menindasnya, hingga dia menjadi penyihir dan menyakiti Betty dan Abigail.
Akhirnya, Tituba mengakui bahwa para penyihir telah mengadakan pertemuan rahasia di rumah majikannya dan menggunakan kekuatan mereka untuk mencegahnya mengetahuinya.
Selagi Tituba berbicara, para penuduhnya berhenti berteriak. Para hakim percaya bahwa ini adalah bukti bahwa Tituba mengatakan kebenaran. Kemudian, Tituba mengaku dirinya menjadi buta dan bisu sehingga dia tidak lagi bisa diinterogasi.
Kenyataan
Kesaksian Tituba meyakinkan masyarakat bahwa ada konspirasi besar para penyihir di Salem. Para hakim mempercayainya karena ceritanya tetap konsisten ketika mereka berapa kali menginterogasinya.
Mereka tidak tahu bahwa pendeta Parris telah memukuli Tituba sampai dia terpaksa mengarang cerita ini untuk menyelamatkan dirinya, mengingat statusnya yang rentan sebagai seorang budak. Karena alasan ini pula dia pasti dianggap cocok untuk dituduh sebagai penyihir.
Tituba terbukti sebagai pendongeng yang hebat karena khayalannya yang luas dan pernyataan deklaratifnya yang sederhana.
Setelah pengakuan Tituba, semakin banyak orang melaporkan melihat penyihir dan roh jahat. Cerita mereka sangat cocok dengan klaim Tituba, mungkin karena mereka semua telah mendengar pengakuannya. Para hakim menerima ini sebagai bukti bahwa semua yang dikatakan Tituba benar.
Setelah mengklaim sebagai seorang penyihir, Tituba tidak lagi dianggap sebagai ancaman langsung bagi masyarakat Salem Village.
Pada tanggal 12 Mei, Tituba dikirim ke penjara di Boston untuk memberi ruang bagi semua tersangka baru yang ditangkap di Salem Village. Secara keseluruhan, 144 orang dituduh melakukan praktik sihir. Lima puluh empat orang mengaku, dan kesaksian mereka digunakan dalam persidangan tersangka lainnya.
Tituba secara rutin dibawa kembali ke Salem untuk bersaksi di persidangan. Dua puluh orang dihukum atas tuduhan melakukan praktik sihir dan dieksekusi. Tiga orang lainnya meninggal di penjara sebelum mereka dapat diadili.
Tituba menghabiskan satu tahun penuh di penjara karena tidak ada yang mau membayar uang jaminannya. Namun, kegunaannya sebagai saksi membuatnya mampu bertahan hidup selama histeria tersebut.
Ketika Tituba diadili pada tanggal 9 Mei 1693, orang-orang mempertanyakan apakah tuduhan-tuduhan tentang ilmu sihir itu benar adanya. Kata “ignoramus” ditulis di belakang dakwaannya, yang berarti pengadilan tidak menemukan kebenaran dalam dakwaan tersebut dan merekomendasikan agar kasus tersebut dibatalkan.
Tituba tidak lagi dituduh melakukan kejahatan apa pun, tetapi pendeta Parris menolak membayar biaya yang diperlukan untuk membebaskannya dari penjara. Maka, Tituba dijual kepada pemukim Inggris lainnya yang setuju untuk menanggung biaya tersebut.
Sebagai seorang budak, Tituba tidak memiliki harta dan hak. Para sejarawan tidak mengetahui apa yang terjadi selanjutnya dalam kehidupannya. Dia menghilang dari catatan sejarah. [BP]