Ilustrasi/Dokumentasi TKN 01

Koran Sulindo – Calon Wakil Presiden nomor urut 01 KH. Ma’ruf Amin menerima gelar adat Karaeng Manaba dari Kerajaan Galesong, Takalar, Sulawesi Selatan. Karaeng Manaba bermakna pemimpin yang bijaksana.

Kiai Ma’ruf berterima kasih kepada pemangku adat Kerajaan Galesong, H Mallarangan Abdullah Karaeng Gassing.

“Ini merupakan penghargaan diberi gelar Karaeng Manaba,” kata Ma’ruf usai prosesi penyematan gelar di Balla Lompoa Kerajaan Galesong, Takalar, Sulsel, Rabu (20/2/2019), melalui rilis media.

Menurut Ma’ruf, gelar tersebut sekaligus tanggung jawab sebagai keluarga besar karaeng yang harus memberikan manfaat bagi bangsa dan negara.

“Karaeng Manaba artinya pemimpin yang bijaksana. Gelar ini memberikan motivasi, dorongan dan juga semangat untuk saya mudah-mudahan jadi pemimpin yang bijaksana. Pemimpin yang membawa kemajuan, kesejahteraan dan keamanan kepada seluruh rakyat Indonesia,” kata Mustasyar Pengurus Besar Nahdlatul Ulama itu.

Sementara itu, Ketua Lembaga Adat Karaeng Galengsong Roem mengatakan, sosok Kiai Ma’ruf sangat pas dengan gelar Karaeng Manaba.

“Beliau orang yang bijak, memiliki pengalaman, bukan hanya di bidang agama tapi di pemerintahan,” kata Roem.

Bukan hanya itu, menurut Roem, Karaeng Galesong melihat Kiai Ma’ruf banyak menguasai berbagai bidang keilmuan. Karena itu pihaknya yakin Indonesia akan semakin baik jika dipegang oleh Kiai Ma’ruf.

“Ke depan insyaallah bilamana beliau yang terpiliih akan kembali membangun memimpin bangsa ini ke arah yang lebih baik lagi. Itu lah makna Karaeng Manaba ini,” kata Roem.

Dalam kesempatan itu, Kiai Ma’ruf juga sempat menyapa rakyat Takalar dari atas bangunan adat, Balla Lompoa Kerajaan Galesong. Selain menyapa, Kiai Ma’ruf juga menyampaikan pidato kebangsaannya kepada warga. Ribuan warga tampak antusias melihat prosesi pemberian gelar dan sosok ketua umum Majelis Ulama Indonesia non-aktif itu.

Mantapkan Kemenangan di Sulsel

KH Ma’ruf Amin melakukan safari politik selama dua hari di Sulawesi Selatan, Rabu (20/2) hingga Kamis (21/2). Kunjungan ini sebagai konsolidasi tim Pemenangan sekaligus menyapa rakyat Sulawesi Selatan.

Dalam susunan agendanya di Sulsel, ia mengawali kunjungannya ke Istana Balai Lompoa. Kemudian dilanjutkan ke Istana Balla Lumpua Kerajaan Karaeng Galesong dan menerima gelar adat, Karaeng Manaba dari raja.

Setelah itu, Kiai Ma’ruf melanjutkan perjalanan ke Pesantren Nurul Asafa. Di sana Ma’ruf melakukan penanaman pohon bersama santri dan pimpinan pondok pesantren. Selanjutnya Ma’ruf menemui tokoh sempat, Haji Ahmad Daeng Se’re.

Lalu melanjutkan perjalanan untuk menghadiri Dialog Nasional Keagamaan dan Kebangsaan, Dakwah Islam Menyikapi Bahaya Hoaks dan Fitnah. Kemudian melakukan makan malam bersama pengusaha-pengusaha Sulsel.

Keesokan harinya, menemui Habib Abdurrahim Assegaf Puang Makka bersama dengan jemaah Thoriqoth An-nabiah. Selanjutnya berziarah ke makam Syekh Yusuf Al-Makassary di Gowa.

Kemudian, Kiai Ma’ruf bersilaturahmi dengan pengurus dan badan otonom NU se-Sulsel. Lalu mengunjungi kantor media setempat di Graha Pena. Kemudian dilanjutkan ke Celebes Convention Center. Dan safari silaturahmi ditutup dengan acara tausiyah bersama masyarakat Makassar.

Menurut dia, kehadirannya untuk memantapkan kemenangan di Sulsel.

“Kita harapkan bahwa elektabilitas 01 semakin mantap di Sulsel,” kata Ma’ruf.

Ma’ruf mengakui bahwa ini adalah daerah Ketua Dewan Pengarah Tim Kampanye, Nasional Jusuf Kalla.

“Ya hanya untuk memantapkan saja. Saya percaya ada Pak JK, Pak Menteri Pertanian, banyak tokohlah. Saya yakin elektabilitas di Sulawesi Selatan cukup bagus,” katanya.

Meski demikian, pemimpin itu harus tetap menyapa masyarakat. Khususnya masyarakat di Sulsel. Sehingga dukungan yang diberikan semakin luas.

“Iyalah. Kita harapkan. Artinya kita menyapa masyarakat di Sulsel. Walaupun saya yakin elektabilitas di Sulsel tinggi,” kata Ma’ruf.

Tampak tokoh Sulsel Alwi Hamu dan politisi parpol pendukung paslon 01 turut menyambut kehadiran Kiai Maruf yang ditemani isteri, Wury Estu Handayani. [CHA]