Mariner 9: Misi yang Mengungkap Aktivitas Vulkanik dan Aliran Air di Mars

Nirgal Vallis, sebuah lembah di Mars yang kemungkinkan besar tercipta karena erosi oleh air mengalir. Foto ini diambil oleh Mariner 9. (Sumber: Marspedia)

Pada 14 November 1971, pesawat ruang angkasa tak berawak milik NASA, Mariner 9, berhasil tiba di Mars, mengalahkan wahana antariksa Mars 2 milik Soviet. Kesuksesan ini membuatnya menjadi wahana antariksa pertama yang mengorbit planet lain.

Saat mengorbit, Mariner 9 berhasil memetakan 85 persen permukaan Mars. Di antara lebih dari 7.000 gambar yang dikirimkannya, beberapa yang paling penting adalah gambar gunung berapi terbesar di Mars, ngarai yang jauh lebih besar dari Grand Canyon, dan keberadaan bekas aliran air.

Pesawat ruang angkasa Mariner 9 dibangun di atas kerangka magnesium segi delapan dengan kedalaman 45,7 cm dan lebar diagonal 138,4 cm. Mariner 9 memiliki empat panel surya yang masing-masing berukuran 215 x 90 cm. Setiap pasang panel surya membentang hingga 6,89 meter dari ujung ke ujung.

Alat pemindaian terpasang di bagian bawah rangka, dan di atasnya terpasang kamera TV sudut lebar dan sempit, radiometer inframerah, spektrometer ultraviolet, dan spektrometer interferometer inframerah. Tinggi keseluruhan Mariner 9 mencapai 2,28 m.

Sejarah Peluncuran

Melansir dari situs resmi NASA, Mariner 9 merupakan bagian dalam proyek The Mariner Mars 71. Proyek ini terdiri dari dua pesawat luar angkasa, yaitu Mariner 8 dan Mariner 9. Tapi karena masalah pada mesin utama, Mariner 8 terbang melengkung di atas Samudra Atlantik dan jatuh ke air sekitar 560 kilometer di utara Puerto Rico pada 8 Mei 1971.

Mariner 9 mendapat misi gabungan dari Mariner 8, yaitu pemetaan 70% permukaan Mars, dan misinya sendiri, yaitu studi tentang perubahan temporal di atmosfer dan permukaan Mars. Tugas Mariner 9 yang lain yaitu mencari tanda-tanda aktivitas vulkanik yang ditandai dengan anomali panas di permukaan Mars menggunakan radiometri inframerah dan menganalisa dua bulan Mars, yaitu Phobos dan Deimos.

NASA meluncurkan Mariner 9 dengan roket Atlas-Centaur pada 30 Mei 1971. Mariner 9 berhasil mencapai luar angkasa dan menetapkan jalur menuju Mars.

Setelah 167 hari terbang di luar angkasa, Mariner 9 mencapai Mars pada 14 November 1971. Ketika pertama tiba, Mars hampir sepenuhnya tertutup badai debu, yang berlangsung selama sebulan. Pesawat ruang angkasa itu hanya berhasil menemukan puncak gunung berapi Olympus Mons dan tiga gunung berapi Tharsis.

Begitu badai debu berakhir pada Januari 1972, terungkaplah bahwa Mars memiliki gunung berapi raksasa yang telah punah, serta ngarai raksasa yang membentang sejauh 4,000 km dengan kedalaman 7 km di permukaannya. NASA menamakan ngarai ini Valles Marineris.

Beberapa fitur Mars lain yang Mariner 9 amati adalah dasar sungai purba, kawah, sejumlah gunung berapi besar punah lainnya, sejumlah ngarai, endapan kutub berlapis, bukti pengendapan dan erosi sedimen yang terdorong angin, front cuaca, awan es, badai debu lokal, kabut pagi, dan lainnya.

Keberadaan gunung-gunung berapi punah membuktikan bahwa Mars pernah memiliki aktivitas vulkanik di masa lalu, dengan banyak letusan eksplosif dan efusif. Gunung Olympus Mons khususnya merupakan temuan yang mengejutkan. Gunung berapi bertipe perisai itu tiga kali lebih tinggi dari Gunung Everest dan luas permukaannya sekitar 300.000 km2, yang mana hampir menutupi seluruh Polandia.

Mariner 9 juga menemukan bekas-bekas aliran, yang berarti kemungkinan besar pernah ada air dalam bentuk cair di permukaan Mars. Temuan ini menguatkan pertanyaan tentang keberadaan kehidupan di Mars.

Pengamatan lain yang Mariner 9 lakukan meliputi: tidak ada aktivitas gunung berapi yang masih berlangsung, ketidakteraturan medan gravitasi Mars, sifat ionosfer siang hari, tekanan atmosfer berkisar antara 2,8 hingga 10,3 mbar, pengukuran kandungan uap air atmosfer, pengukuran ketinggian, deteksi ozon atmosfer atas musiman, dan spektrum ultraviolet Phobos.

Foto-foto Mariner 9 juga menunjukkan bahwa Phobos dan Deimos tampaknya berotasi secara sinkron. Keduanya memiliki banyak kawah yang terbentuk karena fragmentasi dan benturan.

Total ada 54 miliar bit data yang Mariner 9 kirim kembali ke Bumi. Jumlah ini 27 kali lipat lebih besar dari jumlah data dari semua misi Mariner sebelumnya.

Pengamatan oleh Mariner 9 memberi kesimpulan bahwa Mars adalah sebuah planet yang mengalami perubahan cepat. Sebagian besar ilmuwan menduga tetangga Bumi tersebut sudah melewati masa erupsi.

Akhir dari Pengamatan

Setelah hampir satu tahun mengorbit, Mariner 9 kehabisan bahan bakar. NASA mematikan pesawat antariksa tersebut pada 27 Oktober 1972. NASA juga memperkirakan bahwa pada titik tertentu, Mariner 9 akan memasuki atmosfer dan menabrak permukaan Mars.

Manajer program NASA menggunakan gambar-gambar dari Mariner 9 dalam merencanakan pendaratan pesawat ruang angkasa lainnya, yaitu Viking 1 dan Viking 2. Keduanya mendarat di Mars pada 1976. [BP]