Makam Keramat Puteran, Kuningan. (foto: Sulindo/Ulfa Nurfauziah)
Makam Keramat Puteran, Kuningan. (foto: Sulindo/Ulfa Nurfauziah)

Koran Sulindo – Makam Keramat Puteran merupakan salah satu situs budaya yang terletak di Petak 9c Resort Pemangkuan Hutan (RPH) Haurkuning, yang termasuk dalam wilayah Bagian Kesatuan Pemangkuan Hutan (BKPH) Garawangi, KPH Kuningan. Secara administratif, makam ini berada di Desa Tundagan, Kecamatan Hantara, Kabupaten Kuningan.

Sejarah dan Asal Usul

Sebelum pembentukan Desa Tundagan, daerah ini merupakan perkampungan kecil yang terdiri dari empat kampung, yaitu Kampung Windujati, Kampung Ciagi, Kampung Cirageung, dan Kampung Cikondang.

Jarak antar kampung berkisar antara 1 hingga 3 kilometer. Di antara kampung-kampung ini, Kampung Windujati menjadi terkenal karena terdapat sebuah pohon jati yang sakti.

Konon, pohon jati tersebut tidak bisa ditebang selama delapan tahun, meskipun sudah layak tebang. Hanya orang yang memiliki kesaktian, seperti Buyut Subang yang juga dikenal sebagai Syeh Muhtar, yang dapat menebangnya.

Buyut Subang, yang telah meninggal dunia dan dimakamkan di Gunung Puteran, dikenal oleh masyarakat setempat karena kemampuannya yang luar biasa. Akibatnya, makam beliau dijadikan sebagai makam keramat.

Selain sebagai tempat ziarah, kawasan ini juga menjadi tujuan wisata, karena panoramanya yang eksotis, dikelilingi oleh pepohonan hijau yang rimbun.

Pada abad ke-17, tepatnya tahun 1629, di bawah pemerintahan Hindia Belanda, terbentuklah pemerintahan desa yang disepakati oleh para tokoh kampung melalui musyawarah.

Desa Tundagan, yang memiliki arti “Nunda Udagan” dalam bahasa Sunda, bermakna menyimpan banyak harapan, resmi dibentuk. Nama ini mencerminkan aspirasi masyarakat yang berharap untuk masa depan yang lebih baik.

Ritual dan Ziarah

Hingga saat ini, makam keramat Puteran tetap menjadi tujuan ziarah bagi warga sekitar Gunung Puteran dan pendatang dari berbagai daerah. Mereka datang untuk berdoa dan memohon agar keinginan mereka dikabulkan, seperti harapan untuk naik pangkat, sukses dalam berdagang, dan hasil pertanian yang melimpah.

Tradisi ini menunjukkan betapa pentingnya makam ini dalam kehidupan spiritual masyarakat.

Makam Keramat Puteran bukan hanya sekadar situs budaya, tetapi juga merupakan lambang harapan dan spiritualitas masyarakat Desa Tundagan.

Keberadaannya yang kaya akan sejarah dan mitos menjadikannya tempat yang menarik baik untuk ziarah maupun wisata, menggabungkan keindahan alam dengan nilai-nilai budaya yang dalam. [UN]