Koran Sulindo – Setelah dilantik kembali menjadi Presiden Venezuela, Nicolas Maduro memastikan tingkat kemiskinan di negerinya menurun kendati dalam invasi imperialisme. Dalam masa periodenya yang baru ini, Maduro menyajikan rencana pembangunan negaranya selama 6 tahun ke depan, masa jabatan keduanya sebagai presiden.
Dikatakan Maduro, ketimpangan kemiskinan berkurang pada 2018 walau saat yang sama Venezuela “diserang”. Pemerintahan Maduro juga mengakui mampu mempertahankan tingkat pekerja formal dan mampu membuka lapangan pekerjaan kepada lebih dari 1 juta orang karena program ketenagakerjaannya.
Kepada pemimpin oposisi di Majelis Nasional Venezuela, Maduro seperti yang dilaporkan teleSUR pada Selasa (15/1), pihaknya akan menangkap Juan Guaido, pemimpin oposisi yang dituduh Maduro sebagai agen AS. Guaido sempat ditangkap Maduro beberapa hari lalu karena diduga terlibat aksi spionase.
Adapun sanksi yang dikenakan pemerintah AS kepada Maduro, istri dan penasihat terdekatnya untuk membangkrutkan negara itu. Kendati demikian, data-data pembangunan di Venezuela menunjukkan yaitu kesejahteraan sosial naik 34 kali dalam 20 tahun terakhir. Pun demikian di bidang-bidang lain seperti pendidikan, teknologi dan lain sebagainya.
Selama kepemimpinannya pada periode pertama, Maduro juga mengakui 60 persen pekerja formal mampu dipertahankan. “Kami akan terus jaga itu mulai tenaga kerja formal untuk melindungi kelas pekerja Venezuela.
Dari sisi kesehatan, menurut Maduro, juga ingin memenuhi kewajibannya. Dan sistem kesehatan dengan melalui teknologi yang menunjukkan sekitar 168 ribu warga menggunakan haknya itu. Lembaga-lembaga pemerintahan telah mengakui Maduro sebagai presiden dan panglima tertinggi untuk Angkatan Bersenjata Nasional Bolivarian.
Presiden Maduro resmi menjadi presiden untuk periode keduanya pada Kamis lalu di hadapan Mahkamah Agung. [KRG]