Bermain benthik di kampung (Foto: kompasiana.com)

Semua pemain tentunya ingin menang dalam permainan, namun cara-cara yang ditempuh untuk mewujudkannya harus dilandasi rasa kejujuran. Maka di sini, kerja keras dan sportifitas sangat ditekankan. Untuk mencetak poin, ketangkasan dan kecekatan berhitung juga tak boleh dilupakan.

Dalam sebuah permainan, akhirnya akan ada pihak yang menang, begitu juga ada pihak yang kalah. Sikap mengakui kemampuan pihak yang menang dengan menerima kekalahan atau legowo perlu ditunjukkan oleh pihak yang kalah. Bagi yang menang, sikap rendah hati, tidak sombong kepada yang kalah juga harus dimunculkan.

Baca juga: Permainan Kelereng : Berlayar Menembus Masa

Benthik sangat bermanfaat untuk membangun karakter positif anak-anak dalam hal interaksi sosial. Sedangkan permainan modern, terutama permainan gawai, daring  dan sebagainya yang mengandalkan kecanggihan komputer berpotensi membentuk sikap asosial anak terhadap lingkungannya karena biasanya permainan berlangsung secara individual. Apabila berlangsung berkelompok pun, interaksi sosial antar anak sangat terbatas, sehingga keterlibatan emosi sang anak minim.

Dalam tahap usianya, anak-anak tetap saja membutuhkan media untuk mengenali lingkungan sosialnya dengan baik, dengan cara-cara yang menyenangkan. Permainan tradisional bisa direvitalisasi kembali untuk memenuhi tugas tersebut, serta membentuk karakter positif anak-anak. Bila belum secara luas terealisasi di tengah-tengah masyarakat, kita dapat memulainya dari rumah kita sendiri dan mengajak anak-anak bermain Benthik yang seru dan sangat mengasyikkan. [GAB]