Kisah Georg Elser: Tukang Kayu Jerman yang Nyaris Membunuh Hitler

Georg Elser (kiri) dan petugas Gestapo Friedrich Panzinger selama interogasi di Prinz-Albrecht-Straße 8 di Berlin, November 1939. (Sumber: SRF)

Sejak awal kekuasaannya hingga mendekati akhir Perang Dunia II, Adolf Hitler telah lolos dari serangkaian upaya pembunuhan. Salah satunya adalah pemboman yang dilakukan oleh Georg Elser, seorang tukang kayu dan komunis Jerman yang anti Nazi.

Georg Elser lahir pada tanggal 4 Januari 1903 di Hermaringen (Württemberg). Dia adalah anak tertua dari lima bersaudara. Orang tuanya tidak menikah sampai setahun setelah kelahirannya.

Keluarganya hidup dalam keadaan sulit dan miskin di Königsbronn, memaksa Elser bekerja di ladang dan di perdagangan kayu milik ayahnya sambil bersekolah di Volksschule. Ayahnya adalah seorang pecandu alkohol dan suka memukul istri dan anak-anaknya, mempersulit keadaan.

Menjelang dewasa, Elser harus meninggalkan magang pertamanya sebagai tukang besi karena masalah kesehatan. Tapi dia memulai magang sebagai tukang kayu dan berhasil menyelesaikannya. Setelah Perang Dunia I, dia beberapa kali berganti pekerjaan karena kondisi ekonomi Jerman yang sulit.

Di kota Konstanz, Elser tinggal cukup lama. Di sana, dia menjalin hubungan asmara dengan Mathilde Niedemann pada tahun 1928, dan dari hubungan tersebut lahirlah seorang putra, Manfred Bühl.

Pada tahun 1928-1929 Elser bergabung dengan organisasi paramiliter KPD (Partai Komunis Jerman), Liga Pejuang Front Merah (Roter Frontkämpferbund). Akan tetapi, dia tidak menunjukkan komitmen yang nyata dan hanya menjadi anggota pasif.

Karena tidak mendapat pekerjaan di tahun 1932, Elser kembali ke kota asalnya dan menghidupi keluarganya dengan membuat furnitur di sebuah bengkel kecil. Selama masa ini Elser juga belajar sendiri memainkan sitar dan bas. Setahun kemudian, dia menjalin hubungan asmara baru dengan Elsa Härlen, dan mungkin memiliki satu atau dua anak.

Di tahun yang sama, Elser memilih KPD karena menurutnya partai itu adalah representasi terbaik dari kepentingan pekerja sekaligus merupakan penentang keras Sosialisme Nasional secara keseluruhan. Ini sesuai dengan karakter Elser: dia tidak pernah ikut serta dalam demonstrasi Sosialisme Nasional, selalu menolak memberi hormat kepada Hitler, terlebih di depan umum, dan meninggalkan ruangan ketika Hitler berpidato di radio.

Elser sangat menentang rezim Nazi karena partai tersebut memperburuk kondisi kehidupan kelas pekerja, membatasi kebebasan berkeyakinan dan beragama, dan merenggut kebebasan individu. Selain itu, dia cepat menyadari bahwa bahaya perang semakin nyata. Dia takut rezim Hitler akan menyebabkan kehancuran finansial.

Elser selalu mencari cara untuk membela kepentingan kelas pekerja. Berdasarkan pengamatannya terhadap perkembangan kebijakan luar negeri, pada musim gugur 1938 Elser menyimpulkan perang tidak dapat dihindari.

Yakin bahwa selebaran tidak akan cukup untuk mencegah perang, dia bertekad untuk menyingkirkan pimpinan Nazi, yaitu Hitler, Göring, dan Goebbels.

Percobaan Pembunuhan

Elser tahu bahwa Hitler akan berpidato di Bürgerbräukeller pada 8 November 1939 untuk memperingati kudeta Beer Hall (Beer Hall Putsch). Dia memilih tanggal itu untuk melaksanakan percobaan pembunuhan Hitler.

Elser berhasil memperoleh akses dan menemukan bahwa aula tersebut tidak dijaga. Maka dia secara sistematis mempersiapkan percobaan pembunuhannya, merakit bom dengan pengatur waktu 144 jam.

Dia melakukan semuanya sendiri. Dia mencuri 250 lembar bubuk mesiu dari majikannya di pabrik perkakas Heidenheim dan bekerja di pertambangan untuk mendapatkan bahan peledak. Setiap malam selama 30 hari dia menyelinap ke Bürgerbräukeller, bersembunyi di lemari sapu sampai semua tamu dan karyawan pulang, dan melubangi rongga di pilar batu di belakang panggung pembicara agar dia bisa menyembunyikan bomnya.

Ketika hari yang dinantikan tiba, Hitler memajukan waktu mulai pidato tahunannya ke pukul 8 malam agar dia bisa kembali ke Berlin secepatnya. Dia meminta politisi Nazi Rudolf Hess untuk membuka pidato. Kemudian, dia melanjutkan dengan berpidato secara singkat.

Hitler selesai berpidato pada pukul 9:07, dan pada pukul 9:12, dia telah meninggalkan gedung. Delapan menit kemudian, bom yang Elser letakkan meledak, meratakan pilar dan menyebabkan sebagian atap jatuh di podium tempat Hitler sebelumnya berdiri. Delapan orang tewas dan puluhan lainnya terluka dalam ledakan itu.

Penangkapan

Pada malam yang sama saat ledakan itu terjadi, pemimpin SS Heinrich Himmler membentuk komisi khusus yang terdiri dari petugas departemen investigasi kriminal dan polisi rahasia negara (Gestapo). Komisi tempat kejadian perkara dipimpin oleh ahli kriminal Hans Lobbes dan komisi pelaku dipimpin oleh SS-Obersturmbannführer Franz Josef Huber.

Elser ditangkap pada malam yang sama saat mencoba melintasi perbatasan Swiss secara ilegal. Barang-barang yang ada di dalam tasnya menimbulkan kecurigaan setelah petugas bea cukai mengetahui pemboman di Bürgerbräukeller. Barang-barang tersebut termasuk kartu pos bergambar Bürgerbräukeller, lencana Liga Pejuang Front Merah, dan beberapa bagian sekering untuk bom waktu.

Gestapo membawa Elser ke kantor polisi di Munich, lalu menginterogasi, menyiksa, bahkan menghipnotisnya. Mereka juga menyita semua barang miliknya yang disimpan di rumah saudara perempuannya.

Elser mengakui perbuatannya secara rinci pada malam 13 November 1939, setelah berhari-hari disiksa dan diinterogasi. Dia menjelaskan motif dan keyakinannya, semua dicatat. Dia diinterogasi lagi secara panjang lebar di Berlin antara tanggal 19 dan 23 November.

Karena rezim Nazi takut dianggap lemah jika terungkap bahwa satu orang telah merencanakan dan melakukan serangan terhadap Hitler, mereka mengarang cerita bahwa Elser bekerja untuk Dinas Rahasia Inggris. Mereka juga menangkap dan menginterogasi seluruh keluarganya selama berbulan-bulan. Banyak pihak, termasuk anggota kelompok perlawanan borjuis dan militer, memercayai cerita karangan itu.

Pada awal tahun 1945, Gestapo memasukkan Elser ke Kamp Konsentrasi Dachau. Di sana dia menjadi tahanan khusus. Pintu selnya dibuka pada siang hari, tetapi ada penjaga yang berjaga di depannya siang dan malam.

Ketika sudah dapat diperkirakan bahwa tidak akan ada pengadilan karena jalannya perang, Hitler memerintahkan eksekusi Elser. Pada tanggal 9 April 1945 sekitar pukul 11 malam, Elser ditembak di leher di lapangan eksekusi di Kamp Konsentrasi Dachau. Jenazahnya dibakar dan abunya disebar.

20 hari kemudian, Kamp Konsentrasi Dachau dibebaskan oleh tentara Amerika.

Keluarga Elser tidak mengetahui nasibnya bahkan setelah tahun 1945. Ironisnya, dia baru dinyatakan meninggal pada tahun 1950 dan kerabatnya tidak menerima kompensasi atas pemenjaraan atau kematiannya.

Selama waktu yang lama, terjadi perdebatan di antara orang-orang Jerman mengenai apakah Elser benar-benar bertindak atas kemauannya sendiri. Banyak yang percaya pada rumor bahwa dia sebenarnya adalah anggota SS.

Baru pada akhir tahun 1960-an transkrip interogasi Elser ditemukan. Dan akhirnya terbukti bahwa Elser bertindak sepenuhnya atas kemauannya sendiri. Pada tahun 1980-an hingga 1990-an, dia diberi penghormatan yang pantas. Kisahnya diangkat dalam sebuah film Jerman berjudul “13 Minutes”, yang disutradarai oleh Oliver Hirschbiegel. [BP]