Koran Sulindo – Kementerian Riset Teknologi dan Pendidikan Tinggi (Kemenristek Dikti) melakukan aksi bersih-bersih Perguruan Tinggi (PT) Selama 2016 ada sebanyak 140 PT abal-abal yang tersebar di seluruh Indonesia ditutup.Sementara yang 103 lagi masih dilakukan pembinaan.
“Ini kami lakukan agar perguruan tinggi semakin baik,” tegas Menristek Dikti Prof. Mohamad Nasir, di sela-sela menghadiri peluncuran Universitas Nahdlatul Ulama (UNU) Yogyakarta, Jumat (10/3).
Dijelaskan Nasir, PT abal-abal yang ditutup itu adalah perguruan tinggi yang sudahpunya izin namun tidak mengikuti proses pembelajaran yang benar seperti tidak ada perkuliahan tetapi memberikan ijazah.
Di tahun 2017 ini Menristekdikti juga tetap akan terus membina PT dan bila memang tak layak akan ditutup. Namun Nasir menyebutkan masih ada puluhan PT yang kini dalam pengawasan dan
pembinaan. “Untuk wilayah Yogya tidak ada. Kami harapkan semua perguruan tinggi di Indonesia patuh pada aturan yang ditetapkan kementrian. Karena ini merupakan upaya untuk meningkatkan kualitas pendidikan khususnya perguruan tinggi kita,” katanya lagi.
Nasir lantas menyinggung jumlah PT di Indonesia yang kemudian membandingkan dengan China. Jumlah PT di Indonesia mencapai 4.520-an, termasuk yang di bawah Kementerian Agama. Sementara jumlah penduduk Indonesia mencapai 255 juta jiwa. Sedangkan China terdapat 2.824 PT dengan jumlah penduduk 1,4 miliar. Toh begitu ada belasan PT di China yang masuk 500 peringkat dunia. Sementara perguruan tinggi di Indonesia yang masuk 500 perguruan tinggi terbaik dunia hanya beberapa seperti UI, ITB dan UGM.
Saat meresmikan Universitas Nahdatul Ulama (UNU) Yogyakarta, Nasir berpesan hendaknya UNU Yogya dapat istikomah serta mengikuti ketentuan yang ada. Dan semua itu harus melewati proses.
“Begitu juga UNU harus melalui proses untuk bisa menjadi perguruan tinggi yang berkualitas. Karena itu semua pihak harus bekerja dengan istiqomah, jangan melanggar ketentuan. Kita harapkan UNU Yogyakarta bisa mencetak generasi yang cerdas dan berakhlak mulia,” kata Nasir.
Sementara itu Ketua PB NU Said Aqil Siradj mengatakan bahwa lahirnya UNU Yogyakarta ini melengkapi pendirian Universitas Nahdatul Ulama di sejumlah wilayah lainnya. “Semoga UNU Yogyakarta bisa mencetak generasi berakhlak, taat beribadah, moderat dan menjauhi radikal ekstrim apalagi terorisme,” ujarnya.
Saat ini UNU Yogyakarta memiliki lima fakultas, yakni Fakultas Dirasah Islamiyah, Fakultas Teknologi Informasi, Fakultas Industri Halal, Fakultas Ekonomi, dan Fakultas Pendidikan. Sedangkan sebagai rektor adalah
Prof.Dr. Purwo Santoso. Selain.menjadi rektor, Purwo juga menjabat sebagai Wakil Ketua PWNU DIY bidang kajian strategis dan perguruan tinggi yang juga guru besar UGM. [YUK]