Ilustrasi: Presiden Jokowi saat meninjau sterilisasi Masjid Istiqlal, Jakarta, Jumat (13/3/2020)/setkab.go.id-Jay

Koran Sulindo – Direktur Jenderal Bimbingan Masyarakat Islam Kementerian Agama Kamaruddin Amin menegaskan, pihaknya akan mengevaluasi pelaksanaan Shalat Jumat pada masa pandemi virus corona atau Covid-19.

“Sepintas sudah ada laporan, masukan, dan informasi. Secara umum sudah menerapkan protokol kesehatan, tetapi ada beberapa yang tidak menerapkan jaga jarak, ada juga yang di Jakarta,” kata Kamaruddin di Jakarta, Kamis (11/6/2020).

Kamaruddin mengatakan, Kementerian Agama akan menyurati kantor-kantor wilayah untuk memerintahkan para penghulu yang ada di kantor-kantor urusan agama untuk memantau dan mengevaluasi pelaksanaan Shalat Jumat.

Tentang pelaksanaan Shalat Jumat di masjid-masjid yang tidak menerapkan jaga jarak, Kamaruddin mengatakan ada beberapa yang memang belum mendapatkan informasi, ada pula yang karena memang kapasitas masjid yang kecil.

“Sebenarnya Majelis Ulama Indonesia sudah mengeluarkan fatwa, meskipun ada perbedaan pendapat, yaitu tentang pelaksanaan shalat Jumat dalam dua gelombang,” ujar Kamaruddin.

Menurut Kamaruddin, MUI memang menyarankan pelaksanaan Shalat Jumat hanya satu kali dengan memaksimalkan potensi yang ada di sekitar masjid, misalnya pelataran atau jalanan di depan masjid.

Namun, bila memang tidak memungkinkan, kapasitas masjid terbatas sementara jumlah jamaah banyak, maka pelaksanaan Shalat Jumat diperbolehkan dilakukan lebih dari sekali.

Sedangkan untuk hal-hal lain, seperti pengaturan ke luar masuk jamaah yang memungkinkan terjadi kerumunan, Kamaruddin mengatakan tidak akan diatur secara teknis. Dewan kemakmuran masjid dan jamaah dipersilakan melakukan inovasi dan improvisasi.

“Ini merupakan kerja bersama. Keterlibatan semua pihak sangat diharapkan. Kita harus bersama-sama bersinergi untuk melakukan hal-hal yang produktif,” kata Kamaruddin. [WIS]