Koran Sulindo – Kepala Kantor Staf Presiden Moeldoko mengatakan pembentukan Komando Operasi Khusus Gabungan (Koopsusgab) sudah mendapat restu dari Presiden Joko Widodo.
Menurut Moeldoko, salah satu tugas operasi gabungan ini adalah membantu Polri melaksanakan tugas pemberantasan teror.
Koopsusgab merupakan gabungan tim anti-teror dari tiga matra TNI yakni Sat-81 Gultor Kopassus dari TNI AD, Denjaka dari TNI AL dan Satbravo 90 dari Kopaskhas TNI AU.
“Untuk komando operasi khusus gabungan TNI, sudah direstui oleh Presiden dan diresmikan kembali oleh Panglima TNI,” kata Moeldoko, di Komplek Istana Presiden, Jakarta, Rabu (16/5).
Lebih lanjut Moeldoko menambahkan kemampuan pasukan Koopssusgab telah disiapkan untuk bertugas di berbagai daerah di Indonesia.
Untuk mengaktifkan kembali komando operasi khusus gabungan tersebut, menurut Moeldoko tak perlu menunggu pembahasan revisi UU antiterorisme tuntas.
Komando ini juga tidak memerlukan payung hukum lainnya untuk mengaktifkan pasukan ini.
Kapolri dan juga Panglima TNI akan membahas lebih lanjut tugas pasukan khusus gabungan ini. “Enggak perlu nunggu. Sekarang ini, pasukan itu sudah disiapkan,” kata Moeldoko.
Koopssusgab dapat terus dihidupkan baik untuk menanggulangi ancaman terorisme maupun operasi perang lainnya di berbagai daerah.
Moeldoko menyebut aktifnya Koopssusgab diharapkan memberikan kekuatan optimal untuk mengamankan negara. “Kita berharap lebih memberikan kekuatan optimal apakah intelijen atau unsur represif,” kata Moeldoko.
Tapi, karena revisi Undang-Undang Nomor 15 Tahun 2003 tentang Pemberantasan Tindak Pidana Terorisme belum disahkan oleh DPR, perbantuan Koopsusgab pada Polri belum maksimal.
“Intinya, sekarang ini perannya tetap membantu kepolisian. Nanti kalau revisi undang- undangnya sudah turun, kami akan sesuaikan,” kata Moeldoko.
Jika revisi UU Antiterorisme disahkan, perbantuan Koopsusgab terhadap Polri dipastikan dapat berupa pengerahan intelijen termasuk pengerahan personel ke titik operasi.
“Apakah pengerahan kekuatan intelijen atau bisa kekuatan regulernya. Tergantung kebutuhan di lapangan saja. Mereka setiap saat bisa digerakkan ke penjuru manapun dalam tempo yang secepat-cepatnya,” kata Moeldoko.
Koopssusgab sejatinya adalah pasukan yang dibentuk Moeldoko ketika ia menjabat sebagai Panglima TNI. Komando pasukan ini kali pertama diresmikan tanggal 9 Juni 2015.
Semenjak kerusuhan napi terorisme di Rutan Mako Brimob pekan lalu, beberapa insiden serangan terori terus terjadi di tanah air.
Mulai dari penusukan di pos jaga Mako Brimob, serangan bom di beberapa gereja di Surabaya, penyerangan Maporestabes Surabaya dan yang terakhir penyerangan di Mapolda Riau.
Sejauh ini serangan-serangan di berbagai tempat tersebut telah menewaskan puluhan orang baik pelaku maupun korban.(TGU)