sumber foto: monticello
sumber foto: monticello

Setiap tahun, tanggal 13 April diperingati sebagai Hari Thomas Jefferson, sebuah hari untuk mengenang sosok luar biasa yang memiliki peran besar dalam kelahiran dan pembangunan Amerika Serikat. Nama Thomas Jefferson tak hanya tercatat sebagai Presiden ketiga Amerika Serikat, tetapi juga sebagai penulis utama Deklarasi Kemerdekaan, seorang filsuf politik, dan Bapak Pendiri yang meninggalkan warisan pemikiran dan tindakan yang membentuk wajah demokrasi modern.

Peringatan ini bukan sekadar seremonial tahunan. Ia menjadi pengingat akan pentingnya kepemimpinan yang dilandasi oleh visi dan nilai-nilai kemanusiaan. Untuk memahami mengapa hari ini layak dirayakan, kita perlu melihat lebih dalam pada perjalanan hidup dan kontribusi Thomas Jefferson yang melampaui zamannya.

Dari Shadwell Menuju Panggung Sejarah

Mengutip laman Monticello, Thomas Jefferson lahir pada 13 April 1743, di Shadwell, sebuah perkebunan milik keluarganya yang terletak di sepanjang Sungai Rivanna, dekat Pegunungan Blue Ridge di wilayah Virginia kolonial. Ayahnya, Peter Jefferson, adalah seorang penanam tembakau dan surveyor yang sukses, sementara ibunya, Jane Randolph, berasal dari salah satu keluarga paling terhormat di Virginia. Kehidupan Jefferson kecil dikelilingi oleh tradisi keluarga yang kuat dan nilai-nilai pendidikan yang tinggi.

Ketika Jefferson berusia empat belas tahun, sang ayah meninggal dunia. Dari warisan tersebut, Jefferson mewarisi tanah seluas sekitar 5.000 hektar, termasuk rumah keluarga di Shadwell. Namun, jauh di dalam hatinya, Jefferson menyimpan mimpi untuk tinggal di pegunungan.

Jefferson memulai kariernya sebagai pengacara dan kemudian menjadi anggota Virginia House of Burgesses. Ia segera dikenal sebagai pemikir brilian yang sangat tertarik pada isu-isu kebebasan individu dan hak rakyat. Pada tahun 1774, ia menulis pamflet A Summary View of the Rights of British America, yang menyerukan kemerdekaan dari Inggris dan mempertegas posisinya sebagai salah satu suara terdepan dalam perjuangan kemerdekaan.

Tak lama kemudian, ia dipercaya untuk menulis draf pertama Deklarasi Kemerdekaan Amerika Serikat pada tahun 1776. Dengan gaya penulisan yang tajam dan penuh semangat, Jefferson menyusun dokumen yang menjadi dasar ideologis kemerdekaan Amerika. Meskipun naskah itu mengalami revisi, sebagian besar dari isi dan semangatnya tetap merupakan buah pemikirannya.

Kepemimpinan yang Mengubah Arah Sejarah

Menjabat sebagai Presiden dari tahun 1801 hingga 1809, Jefferson memimpin Amerika Serikat melalui berbagai fase penting. Ia dikenal karena keberaniannya dalam membeli wilayah Louisiana dari Prancis pada tahun 1803, sebuah transaksi besar yang menggandakan luas wilayah negara tersebut. Ia juga mendukung dan mengawasi Ekspedisi Lewis dan Clark, ekspedisi ilmiah dan geografis yang membuka jalan bagi pemahaman wilayah barat Amerika.

Sebagai seorang pemimpin, Jefferson menganut nilai-nilai pemerintahan yang terbatas, otonomi negara bagian, dan perlindungan terhadap hak-hak individu. Ia ingin membentuk bangsa yang kuat melalui pendidikan, keterbukaan intelektual, dan kebebasan berpikir.

Lebih dari sekadar politisi, Thomas Jefferson adalah seorang polymath. Ia dikenal sebagai ahli hortikultura, arsitek, penemu, penulis, dan arkeolog. Ia menjalin hubungan erat dengan para pemikir pencerahan di Inggris dan Prancis, dan memperjuangkan pemisahan gereja dan negara, sebagaimana tertuang dalam Undang-Undang Virginia untuk Kebebasan Beragama.

Setelah pensiun dari dunia politik, Jefferson mewujudkan salah satu impian besarnya dengan mendirikan Universitas Virginia, lembaga pendidikan tinggi pertama di Amerika yang tidak berbasis agama dan didesain dengan prinsip kebebasan akademik.

Akhir Hayat

Thomas Jefferson wafat pada 4 Juli 1826, bertepatan dengan peringatan 50 tahun Deklarasi Kemerdekaan. Pada hari yang sama, John Adams, sesama Bapak Pendiri dan juga mantan presiden, turut menghembuskan napas terakhir. Kepergian mereka di hari kemerdekaan menjadi simbol historis yang kuat: dua arsitek kemerdekaan berpulang tepat di hari yang mereka bantu ciptakan.

Hari Thomas Jefferson bukan sekadar peringatan akan sosok besar dalam sejarah, tetapi juga ajakan untuk merenungkan kembali nilai-nilai dasar demokrasi, kebebasan, dan pendidikan. Jefferson mengajarkan bahwa negara besar dibangun melalui pemikiran besar, keberanian moral, dan dedikasi pada kemajuan umat manusia.

Jejak Jefferson terus hidup dalam sistem politik, institusi pendidikan, dan semangat kebebasan yang menjadi ciri khas Amerika Serikat. [UN]