Idham Aziz (kiri) sewaktu menjabat Kapolda Sulawesi Tengah

Koran Sulindo – Kapolri Jenderal Tito Karnavian mengganti Kapolda Metro Jaya, Irjen Mochamad Iriawan dengan koleganya sewaktu masih di Detasemen Khusus (Densus) Anti Teror 88, Irjen Idham Aziz. Idham sebelumnya menjabat sebagai Kepala Divisi Propam Polri.

Dalam surat telegram Kapolri bernomor ST/1768/VII/2017, Iriawan menempati jabatan baru sebagai Asisten Operasional (Asops) Kapolri menggantikan Irjen Unggung Cahyono. Sementara

Kapolri juga mengganti Kapolda Papua Barat. Brigjen Martuani Sormin mendapat promosi bintang dua menjabat sebagai Kepala Divisi Propam Polri yang ditinggalkan Idham Aziz. Tongkat komando Polda Papua Barat akan diisi oleh Brigjen Rudolf Alberth Rodja yang sebelumnya bertugas sebagai Kepala Biro Provost Divisi Propam Polri.

Beberapa nama jenderal yang turut diganti yakni Irjen Unggung Cahyono yang sebelumnya menjabat Asops Kapolri. Unggung menempati jabatan sebagai Asisten Logistik (Aslog) Kapolri yang ditinggalkan Irjen Eko Hadi Sutedjo dimutasi menjadi Analis Kebijakan Utama Bidang Jianstra Slog Kapolri.

Kepala Divisi Humas Polri, Irjen Setyo Wasisto mengatakan mutasi merupakan hal yang rutin dilakukan di tubuh Korps Bhayangkara. “Dalam rangka tour of duty dan tour of area,” kata Setyo.

Profil Idham Aziz

Idham Aziz memiliki karir yang cemerlang di kepolisian. Lulusan Akademi Kepolisian (Akpol) tahun 1988 itu terbilang cukup sukses.  Mantan Kepala Kepolisian Daerah (Kapolda) Sulawesi Tengah bersinar saat bertugas di Densus 88 Antiteror. Dirinya sukses menangani kasus Bom Bali dan penyergapan Dr Azahari Husain, gembong teroris asal Malaysia saat menjadi Kanit Riksa Subden Investigasi Densus 88. Dirinya memperoleh kenaikan Pangkat Luar biasa.

Idham kemudian dipercaya menjabat sebagai Kapolres Metro Jakarta Barat pada tahun 2008. Setelah mengungkap beberapa kasus yang menonjol seperti pembunuhan artis Hanny Wahab, pria kelahiran Sulawesi Selatan, 1 Januari 1963, diangkat menjadi Direktur Reserse Kriminal Umum (Direskrimum) Polda Metro Jaya pada 2009-2010.

Jabatan Idham menanjak lagi. Pada 29 September 2010, Idham diangkat menjadi Wakil Kadensus. Kasus terbesar selama Idham menjadi Wakadensus adalah pembunuhan terhadap tiga polisi di BCA Palu pada 25 Mei 2011.

Pada 5 April 2013, Idham dirotasi menjadi Direktur Tindak Pidana Korupsi Bareskrim Mabes Polri. Kasus besar pertamanya menyeret nama Susno Duadji, mantan Kabareskrim Polri.

Setelah menjabat sebagai Dittipidkor Bareskrim selama setahun lebih, Idham dipercaya menjadi Kapolda Sulawesi Tengah pada 5 Oktober 2014. Dua bulan menjabat, dua terduga teroris, Farid Makruf dan Ahmad Wahyono, berhasil ditangkap di Kabupaten Poso.

Mabes Polri kemudian melaksanakan Operasi Camar Maelo I pada 26 Januari   yang berlangsung hingga 26 Maret 2015. Sebanyak 700 personel Brimob dari Markas Besar Brimob Kelapa Dua Depok diberangkatkan ke Poso. Setelah melakukan penyisiran di Poso, Daeng Koro alias Sabar Subagio alias Abu Autad tertembak mati pada 3 April 2015 di pegununungan Sakina Jaya Kaecamatan Parigi Utara Kabupaten Parimoi. Daeng adalah dalang pembunuhan tiga Brimob di Desa Kalora, Kecamatan Poso Pesisir, Kabupaten Poso, Sulawesi Tengah.

Idham kemudian ditarik kembali ke Mabes Polri menjabat sebagai Inspektur Wilayah II Itwasum Polri pada 28 Februari 2016. Jenderal bintang satu itu kemudian dipromosikan menjadi jenderal bintang dua atau Inspektur Jenderal (Irjen) sebagai Kepala Divisi Propam Mabes Polri pada 23 September 2016. [YMA]