Calon presiden Prabowo Subianto dan calon wakil presiden Sandiaga Uno [Foto: Istimewa]

Koran Sulindo – Pernyataan calon wakil presiden nomor urut 02 Prabowo Subianto saat berpidato di acara Lembaga Dakwah Islamiyah Indonesia (LDII) kembali menuai kritik.

Menurut Wakil Direktur Saksi Tim Kampanye Nasional (TKN) Joko Widodo-Ma’ruf Amin, Lukman Edy menyebut Prabowo kembali terlihat grasa-grusu soal substansi yang disampaikannya.

“Saya menangkap kesan Prabowo benar-benar tidak diberikan informasi yang valid tentang kondisi bangsa kita hari ini, sehingga yang beliau sampaikan out of date,” kata Lukman Edy, di Rumah Cemara, Menteng, Jakarta, Kamis (11/10).

Menurut Lukman, seharusnya Tim Prabowo-Sandi terutama tim ekonominya memberikan narasi yang benar. Sebab bila tidak, apa yang disampaikan Prabowo bisa dianggap keliru karena tidak didukung fakta dan data.

Lukman mengungkapkan tujuh kelemahan pernyataan Prabowo soal ekonomi dalam pemerintahan Presiden Jokowi Widodo.

Pertama, Prabowo menyebut elite pemerintahan tidak peduli dengan bangsa dan negara, lebih mencari keuntungan untuk pihak dan keluarganya,

“Siapa yang mencari keuntungan untuk keluarganya. Kalau menuduh Pak Jokowi memperkaya keluarganya sendiri, siapa yang dituding itu? Anak-anak Pak Jokowi?,” kata Lukman.

“Pak Jokowi selama 4 tahun menjadi Presiden, keluarganya tidak terlibat sama sekali. Bahkan, anak maupun keponakan Jokowi tidak ada yang jadi politisi, tidak ada yang jadi pejabat negara dan tidak ada yang menjadi konglomerat,”

Kedua, menyoal pernyataan Prabowo yang menyebut bangsa ini bertambah miskin Lukman Edy mempertanyakan data yang digunakan Prabowo hingga membuat kesimpulan demikian.

Data Badan Pusat Statistik menunjukkan bahwa di era Jokowi, angka kemiskinan berhasil diturunkan ke satu digit yakni di bawah 10 persen.

Selain itu, Indek Pembangunan Manusia Indonesia juga membaik dari 0,684 di 2014 menjadi 0,708 di 2017. Indeks semua provinsi di Indonesia juga naik dengan kenaikan tertinggi di Papua, Papua Barat, dan Gorontalo.

Ketiga, Prabowo menyebut bangsa Indonesia tambah tidak baik, Lukman Edi mempertanyakan indikator apa yang dipakai Prabowo menyebut Indonesia bertambah baik atau buruk.

Lukman menunjukkan data bahwa Indonesia diprediksi masuk ke jajaran empat negara dengan ekonomi terbesar di dunia pada 2050.

“Indonesia bukan negara yang terancam bangkrut seperti yang selalu didengungkan oleh Prabowo,” kata politikus PKB ini.

Keempat, Prabowo menyebut mengalir keluarnya kekayaan nasional alias dikuasai asing. Menurutnya informasi ini juga sangat tidak benar.

Posisi Indonesia berkenaan dengan penguasaan asing jauh lebih baik dibanding negara-negara se-Asia Tenggara lainnya belum lagi regulasi selama 4 tahun ini, kelihatan betul keberpihakan pemerintahan Jokowi terhadap kekuatan bangsa sendiri.

“Yang paling fenomenal adalah kembalinya ke Ibu Pertiwi tambang emas terbesar di Papua dan blok minyak terbesar di Rokan Riau,” kata Lukman.

Kelima, soal tuduhan Prabowo yang menyebut bangsa ini menjadi kacung bangsa asing, Lukman menyebut hal itu merupakan isu lama yang sudah terbantahkan, Jelas, karena Indonesia memiliki peraturan yang memproteksi tenaga kerja dalam negeri.

Sedangkan soal pernyataaan Prabowo yang menyebut “kita kehilangan tanah air kita,” juga di bantah Lukman Edi.

“Tanah Air mana yang hilang? Timor Leste bukan zaman Jokowi, Aceh dan Papua aman-aman saja, dan 4 tahun terakhir ini hampir tidak ada gejolak di daerah tersebut. Bahkan diplomasi Indonesia di luar negeri untuk mempertahankan batas-batas NKRI sangat progresif,” kata dia.

Yang terakhir terkait dengan slogan yang didengung-dengungkan Prabowo sebagai “Make Indonesia Great Again” menurut Lukman Edy baru tahapan membuat slogan. Sementara di sisi lain Jokowi sudah melakukannya melalui program pembangunan yang masif.

“Ketika Prabowo baru slogan Pak Jokowi sudah melakukannya,” kata Lukma. [CHA/TGU]