Ilustrasi/satuharapan.com

Koran Sulindo – Setelah menjalani uji kelayakan dan kepatutan di Komisi III, Kepala Kepolisian RI terpilih Tito Karnavian menyiapkan 10 komitmen dalam memimpin Polri. Komitmen itu mulai dari konsolidasi internal hingga berdampak positif pada Polri.

Tito mengatakan, dengan komitmen itu, maka dia akan memimpin Polri dengan profesional modern dan terpercaya. Gagasan dan komitmen tersebut dalam rangka reformasi Polri, pelayanan publik dan penegakan hukum.

Secara detail 10 komitmen itu adalah pertama, konsolidasi internal untuk mewujudkan organisasi Polri yang makin solid dan profesional. Untuk itu, Tito akan mempersiapkan langkah-langkah strategis untuk melaksanakannya.

Kedua, Tito siap melanjutkan program-program yang telah disusun dan dilaksanakan Kapolri sebelumnya. Soal gagasan polisi desa di era Sutarman misalnya. Gagasan 1 polisi 1 desa perlu dilanjutkan demi menjaga ketertiban dan keamanan masyarakat.

Tito juga berkomitmen kuat mewujudkan Polri bersih dari kolusi, korupsi dan nepotisme. Kemudian, aparat kepolisian diminta tetap menjunjung etika dan moral kehidupan, apalagi publik terus menyoroti Polri. Selanjutnya, mengutamakan sistem pendidikan dan pelatihan bagi anggota Polri untuk meningkatkan kemampuan dan integritas aparat kepolisian.

Berkoordinasi dengan pemangku kepentingan lainnya dianggap Tito menjadi hal yang penting. Itu untuk memudahkan pelaksanaan program yang telah direncanakan dan ditetapkan. Kemudian, memberi contoh teladan sebagai pemimpin agar aparat kepolisian bisa bertanggung jawab dalam menjalankan tugasnya.

Lalu, memaksimalkan pelayanan kepada masyarakat dengan lebih mudah, cepat, nyaman dan mencerminkan kemanusiaan. Ini pentng, kata Tito, sebab keluhan masyarakat atas pelayanan kepolisian tetap menjadi sorotan hingga saat ini.

Selanjutnya, memberi penghargaan dan menindak aparat yang melanggar hukum. Komitmen ini terkait dengan kesejahteraan aparat kepolisian. Tito berjanji akan mewujudkannya. Lalu, memastikan pengamanan prioritas nasional dan kebijakan pemerintah.

Terakhir, kata Tito, komitmennya berkaitan dengan pelaksanaan reformasi internal Polri. Dengan reformasi ini diharapkan pelayanan publik menjadi maksimal.

Kendati komitmen tersebut terbilang bagus, sebagian pihak masih meragukannya. Benny K Harman, Wakil Ketua Komisi III, misalnya. Selama ini gagasan yang bagus itu tidak sesuai dengan praktiknya. Itu tercermin dari banyaknya laporan masyarakat ke Komisi III terkait dengan buruknya pelayanan polisi kepada masyarakat. [Kristian Ginting]