Ilustrasi/istimewa

Koran Sulindo – Indonesia menawari diskon besar pada para wisatawan yang mau berkunjung ke Bali. Diskon antara 40 persen hingga 50 persen itu berlaku baik bagi wisatawan asing maupun wisatawan domestik, terutama yang berkunjung semasa liburan akhir tahun ini.

Menteri Pariwisata Arief Yahya, seperti dikutip taiwannews.com.tw, mengatakan pemerintah menganggarkan sekitar Rp 100 miliar untuk membangkitkan kembali pariwisata Bali yang terpuruk setelah meletusnya Gunung Agung.

Indonesia mengharapkan jumlah wisatawan asing yang berkunjung ke Bali tahun ini sebanyak 6 juta orang. Menurut data Badan Pusat Statistik (BPS), kunjungan wisman ke Bali pada 2016 sebanyak 4,92 juta, sementara pada 2015, tercatat 4 juta orang.

Pemerintah Akui Buat Kekeliruan Status Gunung Agung, Luhut: Bali Aman

Pemerintah Akui Keliru

Sebelumnya, Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman, Luhut Binsar Panjaitan mengakui pemerintah membuat kekeliruan soal assessment (evaluasi) erupsi Gunung Agung, Bali. Luhut memastikan Pulau Dewata aman untuk dikunjungi untuk liburan Natal dan Tahun Baru.

Status awas Gunung Agung hanya berdampak pada radius 10 kilometer. Selain itu, prediksi angin juga akan mengarah ke arah timur. Sehingga tidak akan mengganggu jadwal penerbangan di Bandara I Gusti Ngurah Rai.

Menurut Luhut, dampak bencana itu selama tiga bulan belakangan ini, perekonomian di Bali turun drastis, bahkan lebih buruk dari peristiwa Bom Bali.

“Mengenai Gunung Agung, status Gunung Agung itu saya sampaikan sekali lagi, kita harus akui mungkin kami membuat asesmen yang keliru,” kata Luhut usai menghadiri video conference persiapan Natal dan Tahun Baru di Mabes Polri, Senin (18/12).

“Maka (status) awas yang bisa membuat gangguan itu hanya 10 kilometer radius Gunung Agung, jadi saya ulangi tidak ada dampaknya ke seluruh Bali,” katanya.

Menurut Luhut, 4 hari lalu, setelah Pemerintah mengumumkan tidak ada masalah erupsi Gunung Agung itu, turis dalam negeri maupun mancanegara langsung memesan hotel dan pesawat untuk berlibur Natal dan Tahun Baru.

Untuk menyakinkan Bali aman, Presiden Joko Widodo memerintahkan agar rapat terbatas akan dilakukan di Bali pada 22 Desember nanti.

“Presiden sudah memerintahkan bahwa kami akan ada rapat terbatas atau rapat kabinet di Bali, di kantor Menteri Basuki (Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat) di Bali pada tanggal 22 Desember, dan tidak ada kegiatan-kegiatan, rapat-rapat atau sidak atau konferensi oleh kementerian yang dialihkan dari Bali,” kata Luhut. [YMA/DAS]